"Memang ada sedikit keributan di situ, tetapi saya yakin polisi dapat menyelesaikan itu. Bukan soal terorismenya, mungkin ada masalah-masalah. Dalam proses (penyelesaian), semoga bisa selesai cepat," kata Jusuf Kalla di Kantor Wakil Presiden, seperti dikutip Antara, Rabu (9/5/2018).
Kalla berharap aparat kepolisian dapat menyelesaikan persoalan yang terjadi di markas pasukan khusus polri tersebut dengan cepat.
"Mudah-mudahan cepat selesai. Di situ tempatnya pasukan khusus, Gegana dan Brimob kan pasukan khusus. Pasti bekerja di situ," kata dia.
Menurutnya, terjadi kerusuhan bukan lantaran mereka napi terorisme yang digabung dalam tahanan khusus di satu lokasi. Namun apabila napi terorisme ditahan terpisah, justru menimbulkan kekhawatiran untuk penyebaran virus radikalisme baru.
"Begini, memang kalau teroris digabung menjadi satu itu dia bisa bikin universitas. (Tetapi) Kalau dipecah-pecah, bikin virus. Dan mereka ada yang sedang dalam tahap pemeriksaan, sebagian belum ke pengadilan," tutupnya.
Kejadian ini berawal ketika seorang narapidana terorisme diperiksa penyidik Densus 88 di ruang tahanan titipan pada Selasa (8/5) pukul 15.00 WIB. Tak lama berselang, seorang tahanan terorisme berteriak dan memukul tembok rutan menagih janji akan diberikan makanan.
Baca Juga : Sempat Baku Tembak, Ini Kronologi Kerusuhan Mako Brimob
Setelah itu, pukul 21.30 WIB, para tahanan terorisme mendorong teralis besi hingga jebol. Kemudian para tahanan terorisme mengambil senjata laras panjang dan menjebol ruang amunisi di dalam gedung tahanan. Sehingga di lokasi tahanan terjadi baku tembak antara tahanan terorisme dan personel Densus 88 dan personel Brimob.
Akibat kerusuhan ini, empat personel Densus 88 disandera. "Terdapat beberapa personel yang luka tembak, dan info yang didapat ada yang meninggal dunia," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Raden Prabowo Argo Yuwono, Rabu (9/5).