Napi Teroris Masih Kuasai 3 Blok Mako Brimob

| 10 May 2018 02:19
Napi Teroris Masih Kuasai 3 Blok Mako Brimob
Kadiv Humas Polri Irjen Setyo (Yohanes/era.id)
Jakarta, era.id - Bripka Iwan Sarjana yang menjadi korban sandera napi terorisme berhasil dibebaskan. Namun para napi terorisme masih menguasai sebagian blok di Rutan Mako Brimob.

"Ada 6 blok (Mako Brimob), yang dikuasai (Napi Teroris) 3 blok," kata Kadiv Humas Polri Irjen Setyo Wasisto di Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat, Kamis (10/5/2018).

Setyo menjelaskan, blok rutan yang dikuasai oleh para napi terorisme merupakan blok C dan berdekatan dengan dua blok lainnya. Setyo memastikan, para tahanan di blok lainnya telah berhasil dievakuasi, termasuk tempat mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama ditahan.

"Iya (Ahok) bukan di blok yang dikuasi. Semuanya sudah dievakuasi," kata Setyo.

Dalam proses negosiasi pembebasan sandera, diketahui ada kelompok napi teroris yang memprovokasi kelompok tahanan lainnya. Setyo memperkirakan jumlah dari kelompok ini terdiri atas 30-40 orang. 

"Yang aliran keras 30-40-an (orang), kalau mereka nyandera yang lain kalau mereka yang di-anu-kan bahaya juga," lanjutnya tanpa menjelaskan lebih detail.

"Saya nggak tahu aliran mereka, tapi mereka yang selalu memprovokasi," tambah Setyo.

Setyo mengaku tidak tahu kelompok tersebut dari jaringan terorisme apa. Namun Setyo memastikan situasi terkini di Mako Brimob berlangsung kondusif.

"Sementara kondusif terkendali, negosiasi yang lain masih kita lakukan karena sejumlah senjata masih ada di dalam. Kalau senjata ini kan dia di dalam masih rawan. Dan banyak hal kita lakukan," pungkasnya.

Biar kamu tahu, penyebab kerusuhan di Mako Brimob ini hanya karena masalah sepele, soal makanan. Napi teroris yang tidak sabar lantas membuat keributan. Padahal SOP dari kepolisian, tegas menyebut, makanan apapun yang berasal dari luar harus melewati pemeriksaan. Polisi ingin memastikan makanan itu aman dan sehat. Termasuk jangan sampai ada barang-barang terlarang diselundupkan melalui makanan itu.

Kejadian ini berawal ketika seorang narapidana teroris diperiksa penyidik Densus 88 di ruang tahanan titipan pada Selasa (8/5) pukul 15.00 WIB kemarin. Seorang tahanan teroris berteriak dan memukul tembok rutan menagih janji akan diberikan makanan.

Setelah itu, pukul 21.30 WIB, para tahanan teroris mendorong teralis besi hingga jebol. Kemudian mereka mengambil senjata laras panjang dan menjebol ruang amunisi di dalam gedung tahanan. Terjadilah baku tembak antara tahanan teroris dan personel Densus 88 dan Brimob.

Kerusuhan ini menimbulkan enam korban jiwa. Lima anggota polisi gugur dalam peristiwa ini. Mereka dibunuh dengan cara yang sangat keji. Empat orang mengalami luka bacok dan tusuk di organ-organ vital. Seorang lagi yang tewas berasal dari napi teroris. Napi tersebut terpaksa dilumpuhkan karena mencoba melawan dan merebut senjata polisi.

Rekomendasi