"Di dalam teori penanganan penyanderaan, indikator keberhasilan operasi penyanderaan itu adalah kalau sanderanya hidup, kalau sanderanya mati gagal. Sanderanya, Alhamdulillah bisa hidup yaitu Brigadir Iwan Sarjana," kata dia di depan gedung Mako Brimob Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat, Kamis (10/5/2015) malam.
Meski sukses, Tito mengaku terpukul, lima anggotanya harus tewas di tangan para napi teroris itu. Sebagai penegak hukum, dirinya akan mengikuti aturan yang ada untuk mendapatkan keadilan terhadap lima anggotanya itu.
"Sebagai penegak hukum, maka saya juga harus taat kepada hukum, jadi proses hukum kita laksanakan," ucap dia.
(Infografis korban meninggal akibat kerusuhan di Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok/era.id)
Tito menambahkan, pihaknya akan segera melakukan evaluasi untuk masalah ini. Dia juga akan melakukan olah tempat kejadian perkara, setelah rampungnya proses pemindahan 155 narapidana teroris ke Lapas Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah.
"Setelah itu, saya dalam jangka panjang memikirkan untuk mencarikan tempat. Nanti kerjasama sama Menkeu dan internal bagaimana kita membangun tempat yang layak untuk rutan sementara untuk penanganan terorisme," kata Tito.
-
TNI Aniaya Massa Pedemo di Aceh, Koalisi Masyarakat Sipil Geram: Itu Buka Trauma Lama
27 Dec 2025 11:591 -
Kronologi Mahasiswi ULM Tewas Ditangan Anggota Polisi, Cinta Segitiga Jadi Motif Utama
26 Dec 2025 19:202 -
Viral Turbulensi Jakarta–Sydney, Dirut Garuda Tegaskan Awak Kabin Tidak Patah Tulang
27 Dec 2025 10:133