Tim Editor
Bukan apa-apa memang perintah itu dikeluarkan. Kurang dari sepekan, negeri ini begitu akrab dengan aksi teror. Semuanya dimulai sejak kerusuhan yang terjadi di Rutan Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok. Dilanjut dengan serangan bom bunuh diri di 3 gereja yang ada di Surabaya.
Belum lagi penyerangan ke Mapolrestabes Surabaya. Yang paling anyar adalah serangan di Mapolda Riau. Densus 88 bergerak cepat dengan menangkap belasan terduga teroris mulai dari Minggu kemarin.
Dan Kamis (17/5) besok, umat muslim akan memulai puasa di bulan Ramadan. Jokowi tidak ingin ada lagi gangguan teror di bulan suci itu.
"Saya sudah perintahkan kepada Kapolri, Panglima dan KaBIN untuk terus menjaga, mengendalikan keamanan, dan mengedepankan semangat persaudaraan dan kerukunan sosial kita karena besok kita segera menyongsong pelaksanaan ibadah puasa," kata Jokowi.
"Sehingga kita harapkan umat Islam dapat menunaikan ibadah puasanya dengan rasa aman dan penuh kedamaian," lanjut Jokowi dalam pengantarnya pada Sidang Kabinet Paripurna tentang Persiapan Peluncuran Single Submission (OSS) di Istana Negara, Jakarta, Rabu (16/5/2018) siang.
Jokowi sadar, aksi teror berkepanjangan ini juga bisa berpengaruh pada citra Indonesia di mata dunia internasional. Makanya dia juga meminta agar semua menteri-menterinya bisa menyampaikan ke dunia internasional bahwa Indonesia aman.
"Terakhir kepada seluruh menteri dan kepala lembaga bahwa narasi ke dunia internasional sangat penting sekali, bahwa Indonesia aman dan kita semua fokus untuk bekerja," tutupnya.
Kronologi penyerangan terduga teroris di Mapolda Riau (Ira/era.id)
