20 tahun lalu, massa makin banyak yang menduduki gedung DPR/MPR. Soeharto mulai panik dan melakukan konsolidasi dengan tokoh masyarakat. Akan kami ceritakan kembali suasana kepanikan sang penguasa rezim kala itu.
Jakarta, era.id - Kekuasaan semakin terdesak, terlebih massa yang berhasil menduduki gedung DPR/MPR sejak 18 Mei 1998. Soeharto makin panik.
20 tahun lalu, tepatnya 19 Mei 1998, kepanikan itu mulai terlihat. Kenyamanan itu mulai hilang dari kursi kekuasaannya. Konsolidasi pun dilakukan Soeharto demi menanggapi desakan dan aspirasi yang kian tak terbendung lagi.
Presiden Soeharto melakukan pertemuan dengan tokoh masyarakat. Tujuannya mendesain langkah kongkret atas desakan untuk menurunkan dirinya dari kekuasaan. Mereka bertemu di Istana Merdeka. Pertemuan ini juga di tayangkan televisi nasional kala itu.
Yang hadir kala itu adalah Prof. Malik Fadjar, Sutrisno Muhdam, Probosutedjo, Soewarsono, Nurcholish Madjid, Yusril Ihza Mahendra, Ali Yafie, K.H Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Emha Ainun Nadjib dan K.H Cholil Baidlowi.
Dalam keadaan terdesak, The Smiling General masih sempat berdiplomasi dengan gaya khasnya. Mengutip dari Harian Pikiran Rakyat edisi 20 Mei 1998, dengan tenang Soeharto mengatakan, "Bagi saya mundur tidak ada masalah, persoalannya kalau saya mundur apakah keadaan sekarang bisa diatasi,".
Soeharto dengan lantang mengatakan, "Guna keselamatan bangsa negara, bangsa dan persatuan, saya akan memimpin reformasi nasional secepatnya. Untuk itu, saya akan membentuk Komite Reformasi,". Komite ini akan bertugas menyelesaikan UU Pemilu, UU Kepartaian, susunan MPR/DPR dan DPRD hingga UU anti korupsi.
Soeharto saat itu malah mengingatkan masa awal-awal pemilihan. Kala itu saat mau dicalonkan kembali, Soeharto bertanya keseriusan semua fraksi di DPR. Soalnya kala itu dia sudah berumur 77 tahun. Namun kata Soeharto saat itu, semua fraksi mengaku setuju dan akhirnya dia pun kembali menduduki jabatan sebagai presiden.
Di Gedung DPR, seluruh fraksi di dalamnya juga telah selesai mengadakan rapat. Hasilnya disepakati kalau Presiden Soeharto akan mundur secara konstitusional. Di luar gedung, ribuan mahasiswa terus berdatangan. Mereka ada yang naik dan duduk di atas gedung kura-kura.