Pesan Damai Putri Gus Dur untuk Reformasi Indonesia

| 22 May 2018 07:51
Pesan Damai Putri Gus Dur untuk Reformasi Indonesia
Putri Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid, Yenny Wahid. (Mery/era.id)
Jakarta, era.id - Putri Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Zanubah Ariffah Chafsoh Rahman Wahid alias Yenny Wahid mengatakan, dalam rangka memperingati 20 tahun reformasi Indonesia perlu memperbaiki diri bukan saling menyerang satu sama lain.

Direktur Wahid Institute itu menilai, serangan dari luar Indonesia lebih perlu untuk diselesaikan dibanding menyebar isu suku, agama, ras dan antargolongan (SARA) di dalam negeri.

"Kita sebagai bangsa enggak perlu gondok-gondokan karena kita tantangan dari luar juga sudah ada. Tantangan supply companies. Perang di Suriah yang yang ikut-ikutan marah disini juga banyak. Liberasi informasi ini tantangan kita memerangi hoaks," ujar Yenny dalam Acara Refleksi 20 tahun reformasi di Hotel Sahid, Jakarta Pusat, Senin (21/5/2018).

Untuk semua permasalahan tersebut, kata Yenny, Pancasila adalah jalan keluarnya. Dalam Pancasila banyak terkandung jawaban dalam menghadapi tantangan dari luar, misalnya pasal tiga pancasila yaitu persatuan Indonesia.

Baca Juga : 20 Tahun Lalu, Tak Ada Kebebasan Berbicara

(Infografis/era.id)

Yenny juga mengingatkan, kritik terhadap pemerintah perlu ada selama masih dibatas kewajaran dan menyisipkan solusi di dalamnya. "Semua sudah termaktub dalam Pancasila. Ada kontrobusi ijtihad ulama. Disana ada banyak solusi. Ketimpangan sosial? Ada. Kalau kemudian kita kombinasikan luar biasa," imbuhnya.

Baca Juga : 20 Tahun Reformasi, MPR: Agenda Reformasi Mulai Konsisten

Yenny menceritakan, saat reformasi terjadi dirinya masih mengawal Presiden RI ke-4 yang juga ayahnya, Abdurrahman Wahid--saat itu divonis stroke dan hilang penglihatan. Namun dirinya heran, meski sejumlah kekurangan melekat pada diri Gus Dur tapi tetap terpilih sebagai Presiden.

"Saya ingat kenangan saat reformasi. Saat itu saya mengawal Gus Dur, 98 stroke total hilang penglihatan, 99 jadi Presiden," kat Yenny.

Yenny melihat 20 tahun reformasi, Indonesia telah berganti presiden sebanyak lima kali dan tiap presiden menurut Yenny memiliki kelebihan masing-masing. Atas semua pencapaian tersebut Yenny berharap agar reformasi ini terus dijaga dan terus diperbaiki.

Baca Juga : Setelah 20 Tahun Reformasi Indonesia Semakin Baik

 

Rekomendasi