Penuhi Janji Kampanye, Kunci Jokowi Jaga Elektabilitas

| 23 May 2018 11:27
Penuhi Janji Kampanye, Kunci Jokowi Jaga Elektabilitas
Presiden Joko Widodo (istimewa)
Jakarta, era.id - Presiden Joko Widodo disarankan fokus memenuhi janji kampanye agar elektabilitasnya terjaga hingga Pilpres 2019. Adapun Jokowi sudah mendapat cukup dukungan partai politik untuk maju kembali sebagai calon presiden.

Direktur Eksekutif Indo Barometer M Qodari menyampaikan hasil jajak pendapat terkait distribusi Pilpres 2019 berdasarkan persepsi presiden yang paling berhasil. Qodari menyebut, ada kecenderungan yang sama antara masyarakat yang puas terhadap kepemimpinan Presiden ke-6 Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), dengan calon presiden Prabowo Subianto pada Pilpres 2019.

Menurut Qodari, dari 11,6 persen pemilih SBY, 34,5 persen di antaranya akan beralih ke Prabowo Subianto, dan 26,6 persen lainnya memilih Jokowi.

"Ada irisan yang sama antara pemilih SBY dengan Prabowo. Yang menganggap bahwa SBY paling berhasil beralih ke Jokowi 26,6 persen, ke Prabowo 34,5 persen," ujar Qodari, Selasa (22/5).

Survei Indo Barometer dilakukan di seluruh Provinsi di Indonesia. Jumlah sampel pada survei ini sebanyak 1200 responden dengan margin of error sebesar 2,83 persen, pada tingkat kepercayaan 95 persen. Metode penarikan sampel yang digunakan adalah multistage random sampling. 

Pengamat politik dari Universitas Al Azhar, Ujang Komarudin, menilai ada beberapa cara yang dapat dilakukan Jokowi agar elektabilitasnya tidak merosot jelang pendaftaran Pilpres 2019 pada Agustus nanti.

"Caranya realisasikan janji-janji kampanye yang lalu. Jika Jokowi mampu melaksanakan janji-janjinya ketika kampanye Pilpres 2014 yang lalu, maka Jokowi akan bisa bertahan dan elektabilitasnya tidak merosot," tuturnya, kepada era.id, di Jakarta, Rabu (23/5/2018).

Baca Juga: Survei, Jokowi Tak Terkalahkan

Menurut Ujang, selama 3,5 tahun masa pemerintahan Jokowi-JK, masih ada janji kampanye yang belum terpenuhi. Dia menyoroti isu banyaknya tenaga kerja asing yang masuk ke Indonesia dan melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang berpeluang dimanfaatkan lawan politik untuk menurunkan dukungan terhadap Jokowi.

"Ketika masyarakat kecewa, mereka akan menghukum Jokowi. Hukumannya tidak percaya kepada Jokowi lagi, sehingga menurunkan elektabilitasnya dan tidak akan memilihnya," ungkap Ujang.

Baca Juga: Tiga Bakal Cawapres untuk Prabowo dan Jokowi

Rekomendasi