Rumor beredar, pemberontakan bersenjata sedang berlangsung di istana kerajaan Saudi. Sebuah video kemudian diunggah di media sosial yang diklaim sebagai aksi penembakan di luar istana di Riyadh.
Media Iran berspekulasi, Pangeran Salman ditangkap atau bahkan dibunuh selama upaya 'kudeta' tersebut.
Iran dan Arab Saudi adalah saingan sengit di Timur Tengah di mana kedua negara bersaing untuk mendapatkan pengaruh di kawasan itu, termasuk di Lebanon dan Yaman.
Dilansir dari Dailymail, surat kabar Iran, Kayhan mengklaim: 'Setidaknya dua peluru menembus bin Salman pada bentrokan di Riyadh 21 April dan bahkan mungkin dia tewas.'
Kayhan kemudian berspekulasi tentang ketidakhadiran Salman ketika Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo melakukan kunjungan pertamanya ke Arab Saudi pada April lalu, sementara Raja Salman bin Abdulaziz Al Saud dan Menteri Luar Negeri Adel al-Jubeir ada di sana.
Baca Juga : Pangeran Saudi Kunjungi Katedral Koptik Kairo
"Ada banyak bukti yang menunjukkan ketiadaan Muhammad bin Salman, Putra Mahkota Arab Saudi, selama hampir 30 hari adalah karena insiden yang disembunyikan dari publik," kata Kayhan.
Pangeran Salman memimpin rapat pada Selasa kemarin (Twitter @ArabNews)
Menanggapi hal tersebut, Rabu (23/5/2018) juru bicara Pangeran Salman mengunggah foto sang pangeran melalui akun Twitter-nya. Dalam foto tersebut, Salman tengah memimpin pertemuan Dewan Urusan Ekonomi dan Pembangunan .
Pangeran Salman diketahui sedang berusaha mereformasi Arab Saudi dan telah memperkenalkan langkah-langkah untuk melonggarkan pemisahan dan penindasan gender yang ketat terhadap korupsi.
Sebelumnya, Pangeran Khaled bin Farhan menyerukan kudeta terhadap Raja Salman bin Abdulaziz al-Saud. Seruan dilakukan untuk mencegah struktur berkuasa saat ini yang dipimpin Pangeran Salman merusak Kerajaan Saudi. Seruan itu disampaikan dalam komentar portal berita Middle East Eye yang dirilis Senin (21/5) lalu.
Baca Juga : Kompleks Bioskop Pertama Diluncurkan di Arab Saudi