Wapres: Tak Etis Kerja BPIP Dibenturkan dengan Gaji

| 30 May 2018 15:27
Wapres: Tak Etis Kerja BPIP Dibenturkan dengan Gaji
Wakil Presiden Jusuf Kalla, di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (28/1/2018). (Yohanes/era.id)
Jakarta, era.id - Gaji anggota Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), jadi polemik di publik, belakangan ini. Polemik itu muncul karena gaji anggota Dewan Pengarah BPIP sebesar Rp112 juta. Banyak kalangan yang mempertanyakan gaji tersebut dan membandingkannya dengan gaji menteri.

Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan tak perlu membesar-besarkan masalah ini. Sebab, menurutnya, tugas BPIP menuntut pemikiran serius tentang ideologi sebuah negara sehingga tidak perlu membenturkannya dengan gaji yang didapat.

Baca Juga : Ketua DPR Ajak Masyarakat Soroti Kinerja BPIP

"Pekerjaan Dewan Pengarah (BPIP) itu bukan pekerjaan fisik, tetapi pekerjaan pemikiran. Jadi semua pengarah itu orang-orang senior yang negarawan, dihormati. Jadi jangan dibenturkan dengan gaji," kata Jusuf Kalla dilansir dari Antara, Rabu (30/5/2018).

Jusuf Kalla menambahkan, gaji anggota Dewan Pengarah BPIP tidak bisa dibandingkan dengan upah menteri. Karena, sambungnya, gaji bersih yang diterima para menteri lebih tinggi daripada Ketua dan anggota Dewan Pengarah BPIP.

"Menteri itu memang take home pay-nya kecil, tetapi ada tunjangan kinerja, tunjangan rumah dan sebagainya. Jadi kalau ditotal, (gaji) menteri juga mungkin lebih tinggi dari (gaji) Ibu Mega (Megawati Soekarnoputri) dan bapak-bapak anggota Dewan yang lain," kata dia.

Jusuf Kalla menambahkan gaji pokok yang diterima anggota Dewan Pengarah BPIP dan para menteri adalah sama, hanya mekanisme pemberiannya saja yang berbeda sehingga terlihat seolah-olah penerimaan Dewan Pengarah BPIP lebih tinggi.

"Kalau BPIP semua dijadikan satu, sedangkan kalau menteri terpisah-pisah. Dan bagi kita semua, ini nanti memberikan kerangka pedoman bahwa gaji yang sesuai untuk negarawan ya seperti itu, tidak boleh berlebihan," kata Jusuf Kalla.

Baca Juga : Pimpin BPIP, Megawati Tidak Memikirkan Gaji

Pada Peraturan Presiden Nomor 42 tahun 2018 terungkap bahwa Megawati Soekarnoputri mendapatkan hak keuangan sebesar Rp112.548.000/bulan sebagai Ketua Dewan Pengarah BPIP.

Namun, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan hak keuangan tersebut belum diberikan kepada ketua dan seluruh anggota Dewan Pengarah sejak ditetapkannnya lembaga itu pada Juni 2017.

"Jadi proses semenjak diumumkan Juni 2017 sampai sekarang belum ada pembayaran, mereka sudah bekerja hampir setahun belum ada gaji, tunjangan, bahkan anggaran untuk operasi pun tidak ada," kata Sri Mulyani beberapa waktu lalu.

Sri Mulyani mengatakan gaji pokok seluruh pejabat negara pada dasarnya sama, yakni sebesar Rp5 juta, namun yang membedakan adalah nilai tunjangan yang diterima masing-masing Rp5 juta/ bulan masing pejabat, termasuk Dewan Pengarah BPIP dan menteri.

Rekomendasi