ERA.id - Habib Hanif Alatas, menantu eks pentolan FPI Habib Rizieq Shihab memberi pernyataan keras terhadap Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas alias Gus Yaqut terkait pernyataannya soal polemik pengaturan pengeras suara di masjid dan musala.
Dalam orasinya pada Aksi Bela Islam yang digelar di Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Jakarta, Jumat (4/3/2022) Habib Hanif menyebut seharusnya tak perlu dikeluarkan Surat Edaran (SE) Menteri Agama Nomor SE 05 Tahun 2022 tentang aturan pengeras suara masjid dan musala.
Pria yang belum lama bebas dari penjara karena kasus tes swab di RS Ummi, Bogor, itu menyarankan agar soal pengeras suara jadi kesepakatan antara masjid dan masyarakat sekitar.
Ia lantas menyinggung soal aturan serupa yang pernah dilontarkan oleh Wakil Presiden Boediono pada 2012. Hal itu langsung mendapat pertentangan, salah satunya dari ormas Nahdlatul Ulama (NU).
"Dulu 2012 ketika Wakil Presiden Boediono melontarkan wacana pengaturan volume azan yang menolak adalah NU, di antaranya NU Jawa Timur pada saat itu. Nah kok sekarang malah menteri dari NU yang membuat Aturan tersebut," kata dia.
Habib Hanif menambahkan bahwa secara hukum fiqih aturan azan seharusnya memang ditinggikan agar semua orang bisa mendengar. Sebab yang mengumandangkan azan mendapatkan ampunan dari Allah SWT dan lafaz yang ada dalam adzan mengundang rahmat dan berkah.
Ia juga mengamini sikap NU pada 2012 yang menolak wacana Wapres Boediono untuk mengatur volume azan.
"Saya setuju sama sikap NU pada tahun 2012 yang menolak wacana Wakil Presiden Boediono untuk negara mengatur volume azan. Itu sangat baik dan biarkan ini sudah berjalan dari kita merdeka sampai sekarang," ujar dia.
Kemudian terkait pernyataan Menag Yaqut yang dianggap membandingkan suara azan dengan gonggongan azan, Habib Hanif meminta agar Menag bertanggung jawab. Sebab pernyataannya itu sudah membuat resah dan melukai hati umat Islam.
"Nggak pantas kata-kata seperti ini diucapkan oleh seorang Menteri Agama, yang harusnya jadi garis terdepan dalam menjaga kesucian agama dan kerukunan umat beragama," kata Habib Hanif.
"Kami merasa terlukai makanya kami meminta Menteri Agama bertaubat kepada Allah SWT. Kemudian kami minta juga untuk membuat pernyataan terbuka kepada umat Islam karena banyak yang tersakiti hatinya," pungkas dia.