“Mungkin klinik-klinik juga di beberapa rest area atau beberapa titik kemacetan, di beberapa hub atau beberapa bandara harus disiapkan. Karena ketika arus mudik meningkat tentu kesehatan (pemudik) juga akan menurun (kelelahan),” Kata Eem, dalam sebuah diskusi di Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (2/6/2018).
Baca Juga: Mudik Makin Asyik Lewat Tol Sampai Semarang
Dalam kesempatan itu, Eem juga berharap tidak ada lagi korban jiwa karena kemacetan parah di Gerbang Tol Keluar Brebes Timur atau Brexit. Sehingga dia meminta agar helikopter milik Basarnas disiagakan untuk mengevakuasi jika ada pemudik yang sakit dalam kondisi terjebak kemacetan.
“Tidak hanya persiapan ambulans tapi helikopter milik Basarnas juga penting. Terutama di tempat yang di mana mereka (pemudik) terjebak kemacetan dan tidak bisa keluar. Jadi harus ada SOP evakuasi karena nyawa manusia yang paling utama,” ungkapnya.
Eem juga berharap nantinya kemacetan parah yang terjadi ketika Gerbang Tol Brexit digunakan untuk pertama kalinya tak kembali terjadi pada musim mudik tahun ini. Apalagi kini sudah disiapkan rekayasa lalu lintas untuk mengurai kemacetan panjang di lokasi tersebut.
Setelah diresmikan pada 2016 dan dapat dilewati pemudik, kemacetan panjang yang memakan waktu hingga berhari-hari di gerbang tol Brexit ini menyebabkan 12 orang meninggal dunia. Saat itu, kebanyakan dari mereka diduga kelelahan atau pun sudah memiliki penyakit bawaan saat terjebak kemacetan parah.