"Siapa pun yang akan maju sebagai calon presiden, sesuai dengan konstitusi, mendapat dukungan partai politik atau gabungan partai politik, selama syarat-syarat dipenuhi, silakan saja, tapi rakyat yang akan menentukan," ungkap Hasto di Stasiun Senen, Jakarta Pusat, Selasa (12/6/2018).
Namun demikian, Hasto menyebut, sesuai peraturan perundang-undangan, ada syarat yang harus dipenuhi untuk maju sebagai capres. Seseorang dinyatakan lolos menjadi capres jika mendapat dukungan dari partai politik atau gabungan partai politik yang sekurang-kurangnya memiliki 20 persen kursi parlemen atau 25 persen suara.
Lagipula, lanjut Hasto, rakyat dapat menilai pemimpin mana yang bisa menyatukan bangsa, dan mana yang berpotensi memecah belah.
"Selama (syarat capres Amien Rais) itu terpenuhi, sah-sah saja. Rakyat yang akan menilai mana pemimpin yang betul-betul ingin membangun bangsa dan negara, dan mana yang hanya digerakkan karena ambisi kekuasaan," ungkapnya .
Ambisi Amien tersebut, ujar Hasto, tak membuat koalisi Jokowi berkecil hati dan takut dukungan rakyat atau salah satu parpol pendukung akan berpindah.
"Setiap partai berdaulat menentukan siapa calon pemimpinnya, ketika sebuah partai menentukan mendukung pak Jokowi, tentu harus disertai dua kajian, yaitu suasana kebatinan yang baik dan mendapat dukungan kuat dari rakyat. Ketika partai berpindah-pindah menjadi bunglon, rakyat akan tahu mana partai konsisten, mana yang hanya kejar kekuasaan," jelasnya.
Baca Juga: Ada Agenda Pribadi Apa, Amien Rais?
Infografis: era.id
Sebelumnya, Amien Rais menyatakan siap maju sebagai capres di Pemilu 2019. Pembahasan kader partai yang direkomendasikan ke Pilpres 2019 akan dibahas dalam Rakernas PAN mendatang.
Salah satu pendiri PAN tersebut juga sempat memberi kritik tajam kepada Presiden Joko Widodo. Ia menyebut, NKRI akan hilang jika Jokowi terpilih lagi sebagai Presiden Indonesia 2019. Tuhan pun akan malu jika tak kabulkan doa jutaan umat untuk ganti Presiden di 2019.