Sebelumnya, Juli 2017, pasukan pemerintah Irak berhasil membebaskan Mosul dari kelompok bersenjata ISIS, yang menguasai kota di utara Irak itu selama tiga tahun dan menjadikannya sebagai salah satu basis "kekhalifahan" mereka. Upaya pembebasan Mosul menyebabkan sekitar 900.000 warga kota mengungsi.
Dalam kunjungannya, Jolie sempat menemui sejumlah keluarga dari wilayah barat Mosul. Untuk mencapai wilayah tersebut, ia harus berjalan melalui jalanan yang rusak akibat bom.
Kehidupan memang sudah kembali normal di sebagaian besar wilayah Mosul. Para pengungsi juga telah meninggalkan tempat penampungan dan kembali ke rumah masing-masing. Namun, sebagian besar wilayah kota tua di Mosul barat hancur selama peperangan yang melibatkan 100.000 tentara aliansi antara unit militer pemerintah, gerilyawan Kurdi Peshmerga, dan milisi Syiah, lengkap dengan dukungan udara dari Amerika Serikat.
Pembangunan kembali kota Mosul usai perang banyak dinilai lambat.
"Ini adalah kerusakan paling besar yang pernah saya saksikan selama bertahun-tahun bekerja dengan UNHCR. Orang-orang di sini telah kehilangan segalanya," kata Jolie dalam pernyataan tertulis dari UNHCR, dilansir dari Antara.
Jolie menyebut, warga Mosul sangat menderita lantaran tak punya obat-obatan, bahkan akses air dan layanan dasar lainnya. Ia berharap dunia tak lupa untuk turut membangun kembali Mosul.
"Saya berharap akan ada komitmen jangka panjang untuk membangun ulang kota ini. Dan saya menyerukan komunitas internasional untuk tidak melupakan Mosul," ujarnya.
Baca Juga: Korut-Korsel Lakukan Pembicaraan Militer
Untuk diketahui, Jolie telah bekerja dengan UNHCR sejak tahun 2001. Dalam tugasnya, ia sempat mengunjungi para pengungsi dari Irak, Kamboja, dan Kenya. Kunjungan ke Mosul adalah misi kelima Jolie berkunjung ke Irak.