ERA.id - Seorang pria dari Brooklyn yang diduga penguntit Taylor Swift berhasil diamankan pihak kepolisian di New York City, Jumat (1/7/2022). Pria itu didakwa dengan tuduhan penguntitan dan pelanggaran pidana.
Joshua Christian ditangkap oleh NYPD sekitar pukul 19:20 waktu setempat pada 1 Juli 2022. Seorang sumber mengatakan Christian muncul tanpa diundang ke rumah Swift di Manhattan sekitar pukul 10:47 waktu setempat pada 12 Juni dengan maskud mengganggu dan melecehkan Swift.
Dalam laporan, Christian disebut mengancam akan menyakiti Swift bila menolak bersamanya. Ancaman ini dilakukan Christian menggunakan interkom dari pihak gedung. Namun diketahui pelantun "Lover" itu tidak menjawab interkom ataupun menelepon polisi.
"Terdakwa tidak hanya berulang kali muncul ke rumah Nyonya Swift di sini di New York tetapi juga telah melakukan perjalanan ke rumahnya di Tennessee," kata seorang jaksa, dikutip NYPost, Senin (4/7/2022).
Selain menguntit kediaman Taylor Swift, Christian juga disebut menyelinap ke sebuah bangunan tempat tinggal pada 26 Maret 2022 pukul 11:05 waktu setempat. Ia masuk ke salah satu bangunan yang tidak terkunci dan terbukti melanggar hukum.
Petugas keamanan yang berada di sekitar lokasi sempat melakukan pengejaran, tetapi ia berhasil melarikan diri dengan cara berjalan kaki. Setelah itu, pihak keamanan gedung membuat laporan ke polisi tentang insiden yang terjadi.
Atas kejadian ini Hakim Eric Schumacher mengeluarkan perintah perlindungan penuh bagi Christian untuk menjauh dari penyanyi "Shake It Off", yang memiliki sejarah panjang menjadi sasaran penguntit.
Schumacher menetapkan jaminan dalam kasus ini sebesar USD1, tetapi mengirim Christian ke penjara tanpa jaminan karena melarikan diri dari tuduhan mengemudi yang sembrono di Florida. Dia akan kembali ke pengadilan 28 Juli dalam kasus itu.
Taylor Swift telah berususan lama dengan para penguntit. Ia pernah menerima ancaman kekerasan dan mengalami banyak invasi rumah sepanjang karir musiknya. Dalam surat Elle 2019, penyanyi itu berbagi bahwa ketakutannya akan kekerasan adalah sesuatu yang "berlanjut ke dalam kehidupan pribadi saya."
"Saya membawa perban QuikClot kelas tentara, yang untuk luka tembak atau tusukan. Situs web dan tabloid telah mengambil inisiatif untuk memposting setiap alamat rumah yang pernah saya miliki secara online. Anda mendapatkan cukup banyak penguntit yang mencoba masuk ke rumah Anda dan Anda mulai bersiap untuk hal-hal buruk," kata Swift kala itu.