ERA.id - Beredar postingan di Facebook yang menyatakan bahwa angka Covid-19 naik secara disengaja menjelang Idul Adha.
Dalam postingan itu dikaitkan pula bahwa angka Covid-19 naik dekat momen perayaan hari besar umat Islam.
PENJELASAN
Dikutip dari jalahoaks.jakarta.go.id pada Jumat (8/7/2022), berdasarkan hasil penelusuran Tim Jalahoaks diketahui bahwa postingan tersebut tidak benar.
Dilansir dari kompas.com, Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menjelaskan, potensi penyebab kenaikan angka konfirmasi di Indonesia tiga bulan terakhir karena beberapa faktor.
Pertama, mobilitas penduduk yang terus mengalami kenaikan jika dibandikan sepanjang 2021. Melandainya kasus berpotensi meningkatkan interaksi antar masyarakat dari satu tempat ke tempat lain.
Kedua, aktivitas-aktivitas masyarakat yang sudah kembali normal di tempat publik dan kegiatan-kegiatan berskala besar yang dihadiri oleh banyak orang. Ketiga, kedisiplinan dalam penerapan protokol kesehatan yang mulai terlihat longgar di tengah masyarakat seiring dengan melandainya kasus.
"Ini dapat kita lihat di tempat-tempat umum dan lingkungan pemukiman bahwa penggunaan masker sudah mulai longgar dan tidak sedisiplin saat mengalami kenaikan kasus lalu," ujar Wiku.
Di samping itu, kenaikan kasus Covid-19 di Indonesia belakangan ini juga tidak terlepas dari munculnya subvarian Omicron BA.4 dan BA.5. Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin, menuturkan kenaikan kasus Covid-19 di beberapa negara salah satunya disebabkan oleh subvariant tersebut.
"Jadi kita confirm bahwa kenaikan ini memang dipicu oleh adanya varian baru dan ini juga yang terjadi sama di negara-negara di luar Indonesia yang mgkin hari raya keagamaannya berbeda-beda dengan kita. Jadi tiap kali ada varian baru itu (kasus) naik," kata Budi.
Pada pertengahan bulan Juni, di Indonesia ditemukan delapan kasus subvarian baru itu. Dari jumlah itu, tiga di antaranya merupakan kasus impor yang masing-masing berasal dari Mauritius, Amerika, dan Brazil. Ketiga warga negara itu terdeteksi subvarian BA.4 dan BA.5 saat menghadiri acara Global Platform for Disaster Risk Reduction di Bali, 23-28 Mei 2022.
Kemudian, lima kasus lainnya merupakan transmisi lokal, 4 terdeteksi di Jakarta, dan satu lainnya di Bali. Budi mengatakan, meski subvarian BA.4 dan BA.5 menyebabkan angka konfirmasi naik namun tidak menimbulkan tingkat hunian rumah sakit tinggi. Selain itu juga tidak menimbulkan angka kematian yang tinggi seperti subvarian Omicron sebelumnya.
Menurut Budi, berdasarkan hasil pengamatan, puncak dari penularan BA.4 dan BA.5 sekitar sepertiga dari puncak varian Delta dan Omicron. Pasien BA.4 dan BA.5 yang dirawat di rumah sakit hanya sepertiga dari kasus Delta dan Omicron. Sedangkan kasus kematian subvarian BA.4 dan BA.5 sepersepuluh dari kasus kematian dua varian virus corona terdahulu itu.
"Jadi walaupun memang BA.4 dan BA.5 ini menyebabkan kenaikan kasus di beberapa negara di dunia, tetapi puncak dari kenaikan kasusnya maupun hospitalisasinya maupun kematiannya jauh lebih rendah dibandingkan Omicron yang awal," ujar Budi.
Berdasarkan data yang dipublikasikan Kementerian Kesehatan pada 26 Juni 2022 kasus aktif Covid-19 di Indonesia yakni 14.516 kasus. Dengan tambahan ini, maka akumulatif kasus positif Covid-19 di Indonesia mencapai 6.080.451 kasus.
KESIMPULAN
Klaim angka Covid-19 naik menjelang Idul Adha disengaja oleh pemerintah adalah tidak benar. Faktanya, kenaikan angka Covid-19 belakangan dipicu oleh sejumlah faktor, terutama munculnya varian Omicron BA.4 dan BA.5 di Indonesia.
Kategori Informasi: Disinformasi
Kategori Hoaks: Konten/ Informasi Sesat (Misleading Content)