Jenis Alergi pada Anak yang Wajib Diketahui
ERA.id - Sistem kekebalan tubuh pada dasarnya akan memberikan respons terhadap setiap zat asing yang masuk. Namun, bagi orang yang mengidap alergi, baik orang dewasa maupun anak-anak, respons tersebut akan terlihat berlebihan, sampai menimbulkan gejala, mulai dari yang ringan hingga level yang berat. Oleh karena itu, penting bagi setiap orang tua untuk memahami jenis alergi pada anak dan sebisa mungkin menghindari alergen atau hal yang menjadi pemicu.
Jenis Alergi pada Anak
Ada banyak jenis alergi yang terjadi pada anak. Tingkat keparahan dan gejala yang ditimbulkan tergantung pada pemicu dan tubuh masing-masing anak. Di bawah ini adalah jenis alergi pada anak yang biasanya terjadi:
Alergi Makanan
Salah satu jenis alergi pada anak yang biasanya terjadi yaitu alergi makanan. Kondisi ini terjadi ketika tubuh bereaksi secara berlebihan dan menganggap protein dalam makanan tertentu berbahaya. Pada kebanyakan kasus, alergi makanan pada anak terjadi setelah mengonsumsi makanan berikut:
- Kacang kedelai.
- Gandum.
- Kacang pohon, seperti kenari, pistachio, pecan, kacang mete.
- Ikan tuna atau salmon.
- Makanan laut, seperti udang, lobster, cumi.
- Telur.
- Kacang tanah.
Jika timbul gejala berikut ini setelah anak mengonsumsi makanan tertentu, sebaiknya segera bawa anak Anda ke dokter:
- Tenggorokan seperti dicekik.
- Mual dan muntah.
- Diare.
- Sesak napas.
- Ruam atau bintik-bintik merah di kulit.
- Bersin-bersin.
- Suara mengi.
- Gatal di sekitar mulut.
- Denyut jantung cepat.
- Syok anafilaktik (perlu penanganan medis segera).
Dalam beberapa kasus, alergi makanan pada anak di usia dini bisa ditangani saat anak berusia 5 tahun. Namun, dalam kasus alergi kacang-kacangan atau makanan laut, alergi seringkali terbawa hingga usia dewasa.
Alergi Susu Sapi
Seperti halnya alergi makanan, alergi susu sapi pada anak juga bisa terjadi ketika sistem kekebalan tubuh bereaksi berlebihan terhadap protein dalam susu sapi, yaitu whey dan kasein. Di bawah ini adalah gejala alergi susu sapi pada anak:
- Pilek dan batuk.
- Kolik persisten, atau lebih dari 3 jam per hari per minggu selama 3 minggu.
- Anak tidak mau makan.
- Muntah, diare atau sembelit, dan ada darah pada feses.
- Anemia.
Alergi Debu, Serbuk Sari, dan Jamur
Selain dari makanan, lingkungan juga bisa menimbulkan alergi pada anak. Ketika anak mengalami bersin-bersin, batuk, atau pilek, saat sedang berada di lingkungan tertentu, bisa jadi hal tersebut menjadi tanda alergi rhinitis, yaitu peradangan pada rongga hidung karena reaksi alergi.
Ada banyak alergen yang dapat memicu reaksi alergi pada anak jika terhirup, antara lain serbuk sari, spora jamur, tungau, debu, serta bulu hewan. Dalam beberapa kasus, asap rokok dan parfum juga dapat menjadi pemicu alergi ini. Gejala bisa langsung timbul setelah terpapar alergen, dengan gejala sebagai berikut:
- Mata gatal, berair, kemarahan atau bengkak.
- Hidung berair atau tersumbat.
- Kelelahan
- Bersin-bersin.
- Batuk.
Alergi Kulit
Jenis alergi pada anak yang juga harus diwaspadai yaitu alergi kulit. Berdasarkan gejala dan tipenya, alergi kulit pada anak dikelompokkan menjadi:
- Ruam kulit setelah menyentuh sesuatu.
- Eksim, dengan gejala berupa kulit kering, kemerahan, dan pecah-pecah.
- Bengkak dan gatal-gatal pada kulit.
Alergi Obat
Walaupun bertujuan untuk menyembuhkan atau meredakan sebuah gejala penyakit, ternyata obat juga bisa menjadi pemicu alergi pada anak. Hal ini terjadi karena sistem kekebalan tubuh yang menganggap zat tertentu dalam obat sebagai suatu hal yang membahayakan tubuh.
Namun, harus Anda ingat bahwa alergi obat berbeda dengan efek samping yang umumnya tercantum pada label kemasan, ataupun keracunan akibat overdosis. Gejala reaksi alergi obat umumnya ringan dan mereda dalam beberapa hari setelah penggunaan obat dihentikan.
Adapun gejala yang bisa dilihat karena alergi obat adalah:
- Gatal-gatal.
- Ruam atau bentol di kulit.
- Sesak napas.
- Kelopak mata bengkak.
Gejala alergi obat mungkin tidak muncul secara langsung ketika anak pertama kali mengonsumsi obat. Sebab, pada penggunaan pertama, sistem kekebalan tubuh akan menganggap obat sebagai zat berbahaya bagi tubuh, kemudian mengembangkan antibodi.
Selanjutnya, dalam penggunaan berikutnya, antibodi ini akan mendeteksi dan menyerang substansi yang terkandung dalam obat tersebut. Hal inilah yang memicu gejala alergi obat.
Demikianlah ulasan tentang jenis alergi pada anak yang harus diketahui. Semoga informasi ini bermanfaat.
Ikuti artikel-artikel menarik lainnya juga ya. Kalo kamu mau tahu informasi menarik lainnya, jangan ketinggalan pantau terus kabar terupdate dari ERA dan follow semua akun sosial medianya! Bikin Paham, Bikin Nyaman…