Efek Samping Stem Cell, dari Infeksi hingga Masalah Syaraf
ERA.id - Siapa yang tidak ingin sembuh dari penyakit yang diderita? Terapi sel punca seringkali menjadi pilihan terakhir bagi banyak pasien. Namun tahukah Anda efek samping stem cell?
Namun di balik janji kesembuhan, terapi stem cell membawa sejumlah risiko yang perlu diperhatikan. Efek samping apa saja yang mungkin terjadi? Yuk, simak ulasan berikut.
Efek samping stem cell
Dilansir dari Canadian Cancer Society, efek samping dari transplantasi sel punca bisa sangat serius atau bahkan mengancam jiwa. Anak-anak biasanya memiliki efek samping yang kurang parah dibandingkan dengan orang dewasa dan sering kali pulih lebih cepat.
Banyak efek samping umum, seperti mual, muntah, kelelahan, dan rambut rontok sementara, berasal dari kemoterapi atau terapi radiasi yang diberikan sebelum transplantasi. Berikut ini beberapa efek yang mungkin terjadi setelah melakukan terapi stem cell:
Penurunan Jumlah Sel Darah
Setelah transplantasi sel punca, jumlah sel darah Anda akan menurun. Ini karena butuh waktu bagi sel punca untuk mulai memproduksi sel darah baru. Penurunan sel darah putih sendiri meningkatkan risiko infeksi, sementara penurunan trombosit meningkatkan risiko pendarahan.
Sementara itu, anemia akibat penurunan sel darah merah, menyebabkan kelelahan, pusing, dan sesak napas. Tes darah rutin akan memantau kondisi Anda.
Infeksi
Infeksi adalah risiko utama setelah transplantasi, terutama karena penurunan sel darah putih. Bakteri adalah penyebab paling umum, namun virus dan jamur juga mungkin. Namun obat-obatan pencegah infeksi akan diberikan hingga jumlah sel darah putih meningkat.
Pendarahan
Penurunan trombosit juga bisa menyebabkan pendarahan. Untuk itu, transfusi trombosit mungkin diperlukan hingga sel punca baru berfungsi.
Anemia
Anemia juga dapat terjadi akibat penurunan sel darah merah. Obat-obatan seperti epoetin alfa atau darbepoetin dapat membantu meningkatkan produksi sel darah merah dan transfusi darah mungkin diperlukan.
Penyakit Graft-versus-Host (GVHD)
Pada transplantasi alogeneik, sel donor dapat menyerang tubuh penerima. Gejala ini disebut GVHD. dan obat penekan imun akan digunakan untuk mencegahnya.
Masalah Sistem Pencernaan
Obat kemoterapi, infeksi, GVHD, atau obat-obatan dapat menyebabkan masalah pencernaan seperti sakit mulut, mual, diare, dan penurunan nafsu makan. Perawatan masalah ini dapat meliputi obat-obatan, perawatan mulut, dan nutrisi tambahan.
Masalah Sistem Saraf Pusat (SSP)
Radiasi, GVHD, infeksi, atau kembalinya kanker dapat merusak otak. Gejala meliputi perubahan mental, kesulitan berkonsentrasi, dan masalah keseimbangan.
Masalah Mata
Katarak dan GVHD okular adalah masalah mata yang mungkin terjadi. Pemeriksaan mata rutin penting.
Masalah tiroid
Risiko terjadinya masalah tiroid cukup tinggi ketika iradiasi total tubuh digunakan sebelum transplantasi sel punca.
Hipotiroidisme adalah masalah tiroid yang paling umum dan terjadi ketika tiroid tidak menghasilkan hormon yang cukup. Gejala hipotiroidisme meliputi kelelahan, penambahan berat badan, rambut rontok, kuku rapuh, kulit kering dan merasa kedinginan.
Perlu diketahui, transplantasi sel punca sangat kompleks dan dapat memakan waktu 6 hingga 12 bulan atau lebih lama agar jumlah darah Anda kembali normal dan sistem kekebalan tubuh Anda bekerja dengan baik.
Meskipun demikian, efek samping dari transplantasi sel punca akan bergantung terutama pada:
- jenis dan dosis obat kemoterapi yang digunakan sebagai terapi kondisioning sebelum transplantasi
- dosis terapi radiasi jika diberikan sebelum transplantasi
- jenis transplantasi yang dilakukan
- seberapa baik kecocokan sel punca donor
- usia dan kesehatan keseluruhan Anda
Selain efek samping stem cell, ikuti artikel-artikel menarik lainnya juga ya. Ingin tahu informasi menarik lainnya? Jangan ketinggalan, pantau terus kabar terupdate dari ERA dan follow semua akun sosial medianya! Bikin Paham, Bikin Nyaman…