Penyakit yang Tidak Dapat Disembuhkan dengan Terapi Stem Cell

ERA.id - Meskipun teknologi sel punca (stem cell) telah berkembang pesat dalam beberapa dekade terakhir, masih ada banyak tantangan yang harus diatasi. Hal tersebut lantaran terdapat beberapa penyakit yang tidak dapat disembuhkan dengan terapi stem cell.

Salah satu tantangan utama adalah memahami mekanisme kompleks bagaimana sel punca berinteraksi dengan jaringan yang rusak. Selain itu, ada juga kendala teknis terkait dengan produksi sel punca untuk memastikan keamanan transplantasi.

Sebelum melanjutkan, baca juga artikel yang membahas Apa Itu Sel Punca dan Apakah Benar Bisa Memperbaiki Organ Manusia?

Penyakit yang Tidak Dapat Disembuhkan dengan Terapi Stem Cell

Meskipun banyak riset dan pakar menjelaskan jika terapi stem cell dapat menjadi penyembuh segala penyakit di masa depan, namun terdapat beberapa penyakit yang hingga saat ini belum teruji di antaranya:

  1. HIV

Meskipun terapi sel punca sangat menjanjikan adanya potensi besar dalam pengobatan HIV, namun masih banyak penelitian yang perlu dilakukan untuk membuatnya menjadi pengobatan yang aman, efektif, dan terjangkau.

Perlu diketahui, hingga saat ini terapi antiretroviral (ARV) tetap menjadi pengobatan standar untuk HIV. Terapi tersebut pula yang teruji secara efektif dapat menekan virus dan memperpanjang hidup para penderita.

Selain itu, penting juga untuk diketahui jika  tidak semua pasien HIV cocok untuk terapi sel punca. Terapi sel punca juga bukanlah obat ajaib, karena  penelitian masih terus berkembang.

Mengapa Terapi Sel Punca Belum Menjadi Standar Pengobatan (freepik)
  1. MPOX

Dilansir dari laman National Library of Medicine, wabah cacar monyet (sebelumnya disebut penyakit monkeypox) yang mulai menjangkit tahun 2022 telah  memicu upaya baru dari berbagai komunitas kesehatan dan masyarakat.

Cacar monyet adalah sebuah infeksi zoonosis yang disebabkan oleh virus monkeypox dari genus Orthopoxvirus, yang menjadi penyakit langka pada hewan vertebrata. Penyakit ini telah menjadi endemik di beberapa negara Afrika Barat dan Tengah, tetapi mamalia reservoirnya belum teridentifikasi

Secara historis, infeksi MPOX pada manusia terjadi melalui peristiwa penularan dari hewan ke manusia, namun wabah dengan penularan sekunder dari manusia ke manusia juga kini telah banyak dilaporkan.

Lantaran menjadi wabah dan virus yang baru, hingga saat ini, belum ada bukti ilmiah yang kuat dan konsisten yang menunjukkan bahwa terapi sel punca (stem cell) efektif dalam mengobati mpox.

Meskipun terapi sel punca memiliki potensi besar dalam pengobatan berbagai penyakit (termasuk penyakit menular), namun untuk kasus mpox penelitian masih terus berlangsung dan belum ada hasil yang pasti.

Selain itu, Mpox adalah penyakit yang disebabkan oleh virus yang memiliki cara kerja spesifik dalam menginfeksi tubuh. Dengan demikian, belum tentu terapi sel punca dapat mengatasi masalah inti dari infeksi virus ini.

Kemudian meskipun ada beberapa penelitian yang menjajaki penggunaan sel punca untuk berbagai penyakit, namun belum ada studi klinis besar dan terkontrol yang secara khusus menguji efektivitas terapi sel punca pada pasien mpox.

  1. Alasan Mengapa Terapi Sel Punca Belum Menjadi Standar Pengobatan

Pertama terapi ini memiliki prosedur yang kompleks dan berisiko. Kemudian untuk menemukan donor sel punca yang cocok dan memiliki resistensi alami terhadap penyakit HIV juga sangat sulit.

Kemudian terapi ini juga memiliki efek samping karena dapat menyebabkan efek yang serius, seperti penolakan transplantasi.

Terakhir lantaran terapi sel punca membutuhkan biaya yang mahal, dan hingga kini masih dalam tahap pengembangan. Kesimpulannya, biaya pengobatan ini sangat tinggi dan belum terjangkau oleh banyak orang.

Selain penyakit yang tidak dapat disembuhkan dengan terapi stem cell, ikuti artikel-artikel menarik lainnya juga ya. Ingin tahu informasi menarik lainnya? Jangan ketinggalan, pantau terus kabar terupdate dari ERA dan follow semua akun sosial medianya! Bikin Paham, Bikin Nyaman…