Makan Kangkung Bikin Ngantuk, Mitos atau Fakta?
ERA.id - Dalam sebuah forum resmi atau tidak, kerap kali kawan kita menyebut kalau makan kangkung membuatnya mengantuk tanpa ada alasan ilmiah yang jelas. Apakah benar kangkung setelah dimakan bisa buat mengantuk?
Sebelum dijawab, perlu diketahui, kangkung adalah jenis sayuran yang mudah ditemukan di Asia Tenggara, termasuk di Indonesia. Kangkung bisa diolah menjadi berbagai jenis makanan speerti tumis kangkung dan lain-lain.
Dilansir DokterSehat.com, beberapa pakar kesehatan masih menduga-duga jika ada kandungan di dalam kangkung bernama triptofan yang membuat efek rileks pada tubuh. Triptofan juga menjadi sebuah protein yang bisa memproduksi hormon serotonin di dalam tubuh yang bisa membuat sistem saraf otak bekerja dengan lebih rileks.
Hanya saja, dugaan tentang kandungan triptofan ini masih belum diteliti dengan benar secara ilmiah, sehingga belum bisa membenarkan mitos.
Sementara beberapa pakar kesehatan menduga bahwa mereka yang mengantuk saat siang hari justru terjadi karena faktor ilmiah karena rasa lelah atau jenuh, bukan karena mengonsumsi kangkung.
Banyak orang yang rajin sarapan dengan sayuran kangkung, tapi mengaku tidak mendapatkan efek kantuk sama sekali, sehingga mitos makan kangkung bikin ngantuk dianggap hanya relatif bagi segelintir orang saja.
Dari penelitian yang dilakukan oleh Ranu Anggara, berjudul: Pengaruh Ekstrak Kangkung Darat (Ipomea Reptans Poir.) Terhadap Efek Sedasi Pada Mencit Balb/c, kangkung darat mengandung berbagai senyawa aktif, seperti kalium dan natrium. Ini adalah persenyawaan garam bromida.
Karenanya, senyawa-senyawa dalam kangkung bikin ngantuk atau sebagai obat tidur, berdasarkan sifatnya yang menekan susunan syaraf pusat. Diduga senyawa-senyawa inilah yang dapat menyebabkan efek sedasi (anestesi untuk menenangkan).
Penelitian tersebut masih sebatas pada mencit atau tikus. Dari uji statistik diperoleh, ekstrak kangkung darat memiliki aktivitas sedasi pada mencit, sehingga mencit dapat jatuh dari rotarod (alat untuk menentukan waktu ketahanan mencit terhadap perputaran roda) dengan cepat.
Jatuhnya mencit akibat efek sedasi terjadi karena menurunnya aktivitas motorik akibat proses depresi pada sistem saraf pusat.