Kisah Tragis Wanita Cantik yang Loncat dari Lantai 8 karena Tak Kuat Disiksa Pacar
ERA.id - Toxic relationship atau hubungan beracun sebaiknya memang diakhiri saja. Apalagi kalau sampai ada kekerasan fisik dalam hubungan. Sebelum nyawa kamu yang berakhir.
Seperti kisah hubungan yang dialami seorang wanita berprofesi sebagai penari. Gara-gara cinta dia memutuskan loncat dari balkon lantai 8. Akibatnya ia terluka parah hingga koma. Dokter pun mengatakan jika ia tidak memiliki banyak harapan hidup.
Dikutip dari Daily Mail pada Selasa (15/9/2020), wanita bernama Georgia Brodrick mengatakan tidak kuat dengan perlakuan pacarnya yang suka mengatur dan berselingkuh pada Juli lalu. Wanita asal Australia ini menelpon ayahnya supaya dijemput untuk melarikan diri dari apartemen karena sering disiksa.
"Ayahku tidak datang tepat waktu, sebelum aku meloncat dari lantai 8," ungkap wanita berusia 22 tahun itu.
Hingga akhirnya, Georgia memutuskan untuk loncat dari lantai 8 dan mendarat di pagar. Setelah itu, Georgia dilarikan ke rumah sakit. Dokter mengatakan jika Georgia diprediksi hanya memiliki 10 persen harapan untuk bertahan hidup.
"Aku dilarikan ke Rumah Sakit Alfred dimana mereka membuatku koma dan melakukan operasi pada lengan kiriku karena diamputasi sebagian," ujarnya.
Georgia sempat tidak sadarkan diri selama tujuh hari karena kondisi punggung, leher, dan kaki yang patah. Saat ini kondisinya belum pulih dan harus menggunakan kursi roda. Selama tiga minggu, ia diberi makan melalui selang.
"Semua dokter percaya bahwa itu adalah mukjizat. Aku bisa bertahan tanpa kerusakan otak," katanya.
Georgia mengatakan jika mantan kekasihnya adalah orang yang memanipulatif. Itulah alasannya dia terpaksa loncat dari balkon lantai 8, karena tak diperbolehkan keluar dari apartemen.
"Jika aku mencoba meninggalkannya, dia akan duduk di pintu depan dan tidak akan membiarkan aku keluar dari apartemen. Keluargaku mencoba memperingatkanku karena mereka bisa melihat manipulasi yang dia lakukan. Jadi dia terus-menerus merendahkan dan menyalahkan atas insecurity-ku," jelasnya.
"Dia membuatku merasa seperti dialah satu-satunya orang yang benar-benar mencintaiku. Aku aman bersama keluargaku dan mendapatkan bantuan yang dibutuhkan," lanjutnya.
Meski begitu, ia mengaku senang bisa bertahan dan tidak lagi dikendalikan oleh pacarnya serta mendapatkan perhatian dari teman maupun keluarganya.