Polemik Ucapan 'Anjay' Lutfi Agizal VS 'Rasanya Anj*ng Banget' Ade Londok

ERA.id - Viralnya video promosi Odading Mang Oleh yang dipromosikan oleh seseorang bernama Ade Londok masih menjadi perbincangan. Bahkan Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil akan menggandeng Ade Londok untuk menjadi duta promosi Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) bidang kuliner di Jabar.

Hampir semua warganet menganggap perkataan dan logat Sunda pria yang akrab disapa mang Ade tersebut lucu. Namun, di sisi lain, gaya bahasa Mang Ade yang sangat kental akan logat sunda, terdapat kata kasar dalam ungkapan 'rasanya anj*ng banget' yang yang tentunya tidak layak jika ditiru oleh anak-anak.

Ridwan Kamil pun berpesan agar Ade Londok menghindari kata-kata kasar. "Bahasanya mohon disesuaikan, kata pria yang akrab disapa Emil itu.

Ade Londok dan Ridwan Kamil (Dok. Humas Jabar)

Menanggapi hal tersebut, Budayawan Sunda sekaligus Antropolog Sosial, Budi Rajab mengatakan kata-kata kasar Mang Ade merupakan ungkapan spontan dan ajakannya sangat ekpresif yang mengalir begitu saja yang sesuai dengan karakter orang Sunda.

"Saya menilai, ajakan mang Ade sangat spontan mungkin dia tidak menyadari perkataannya akan menjadi sorotan baik yang terdengar unik 'seperti Iron Man' bahkan perkataan kasar yang jika dilihat dengar oleh anak-anak akan berdampak kurang baik," katanya kepada era.id, Jumat (18/9/2020).

Bagi Budi, ucapan atau ungkapan yang viral di era sekarang dampaknya tidak akan lama, dilihat dari video-video sebelumnya yang pernah viral seperti istilah 'keong racun', 'kelakuan si kucing garong' dan perkataanya nyeleneh lainnya akan mudah dilupakan seiring dengan munculnya konten baru yang lebih kreatif dan berbeda.

Menurutnya, pada dasarnya ungkapan anj*ng dalam video yang viral tersebut hanya ungkapan biasa, sama seperti viralnya ungkapan 'anjay' dari Lutfi Agizal yang lebih dulu memancing kontroversi. Peran orangtua dalam menjelaskan makna kata kepada anak sangat dibutuhkan.

"Walaupun, kata-kata kasar yang diucapkan mang Ade banyak didengar oleh masyarakat, itu tidak akan berbekas lama. Namun, disinilah wajib sekali peranan orang tua membantu menyaring informasi yang diterima oleh anak agar tidak menjadi kata-kata yang layak untuk ditiru," papar Budi.

Menurutnya, selama terus berdatangannya video-video yang menjadi viral termasuk ucapan dan ungkapan dari para pembuatnya, tidak akan menjadi masalah besar dan tidak akan juga bertahan lama. Namun, tidak dipungkiri akan ada hal-hal yang tidak layak yang akan dilihat didengar baik oleh orang dewasa maupun anak-anak.

"Untuk itu itu harus disikapi dengan bijak dari orang tua agar memberikan pemahaman agar anak-anak tidak meniru karena video-video yang viral setiap harinya akan terus bertambah," ucapnya.

Sebelumnya, Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) meminta anak Indonesia tak lagi menggunakan kata 'Anjay'. Komnas PA telah mengeluarkan surat edaran berisi imbauan kepada anak-anak supaya tidak lagi melontarkan kata 'Anjay' sejak Sabtu (29/8). 

Pasalnya, penggunaan istilah 'Anjay' tidak tepat dan disebut sebagai bentuk kekerasan verbal. Komnas PA menghimbau masyarakat terutama anak-anak untuk menggunakan kata 'Anjay'. (Anda Mahardhika)