Riang dan Geram Warga AS di Sekitar Kemenangan Joe Biden
ERA.id - Ketegangan dan kecemasan yang dirasakan warga Amerika Serikat sejak hari pemilihan umum, Selasa (3/11/2020) pecah setelah Joe Biden dinyatakan menjadi presiden-terpilih pada Sabtu malam waktu setempat. Ribuan orang bersorak-sorai, memadati jalanan sambil memukuli panci. Suara sirene, kembang api, dan klakson kendaraan terdengar di mana-mana.
Berdasarkan pantauan Reuters, pada Sabtu lalu rombongan pendukung Partai Republik, yang mencoba mengatakan bahwa "pemilu belum usai", kalah riuh dengan kebisingan dan hiruk-pikuk masyarakat yang berpesta merayakan kemenangan Joe Biden dan Kamala Harris. Kabarnya, massa yang berpesta di jalanan kota-kota AS pada Sabtu mencapai ribuan orang.
Meski ada satu-dua perkelahian antara pendukung Trump dan Biden, salah satunya yang terjadi di Harrisburg, Pennsylvania, suasana pesta di Amerika Serikat saat ini berjalan minim kekerasan.
Keriuhan tersebut bisa dipahami mengingat sejak Selasa malam, perolehan suara elektoral Joe Biden dan Donald Trump sempat saling salip-menyalip. Pada Rabu dini hari waktu setempat, Trump secara sepihak dan prematur menyatakan menang. Namun, seiring masuknya hasil hitung surat suara via pos, atau mail-in ballots, di sejumlah negara bagian yang krusial, terlihat bahwa Joe Biden telah membuat Trump gigit jari.
Sejak hari Jumat, suara elektoral Joe Biden hanya butuh 6 suara lagi untuk melenggang ke Gedung Putih. Suara tersebut akhirnya didapatkan pada Sabtu lalu ketika Joe Biden berhasil menang di Pennsylvania, negara bagian yang pada 2016 lalu sempat direbut oleh Trump pada 2016.
Reuters mencatat bahwa beberapa menit sejak kanal-kanal televisi utama menayangkan bahwa mantan wakil presiden Joe Biden memenangi pilpres AS, banyak orang menghambur ke jalanan. Sambil memakai masker mereka bersorak sorai. Kembang api dinyalakan di mana-mana.
"Saya saat itu sedang naik bus, dan langsung turun untuk berlari ke arah Gedung Putih," kata seorang warga Washington, Donna Thomas, berbicara pada Reuters. "Ini adalah momen yang harus dirayakan. Kami telah menunggu momen ini sekian lama."
Tidak hanya di ibu kota Amerika Serikat, di New York City, misalnya, orang-orang menari di jalanan. Mereka bersorak-sorak dan memukuli pantat panci dari balkon rumah mereka. Poster-poster kampanye Biden berkibar di banyak tempat. Bahkan di New York, segerombolan orang membatalkan rencana aksi demonstrasi mereka, dan kemudian menari dan berpesta di Washington Square Park untuk merayakan hasil pemilu.
Perayaan atas kemenangan Biden, mau tidak mau, berjalin satu dengan luapan kekesalan sejumlah warga terhadap Trump yang telah memimpin AS selama 4 tahun terakhir. Di Los Angeles, sejumlah aktivis serikat buruh dalam kelompok Refuse Fascism mendesak Trump untuk menerima kekalahannya.
Sementara itu, di sebuah distrik di San Fransisco, 2.000an orang berpesta dan menyetel musik keras-keras sambil mengangkat figur kertas mirip Donald Trump dengan tulisan "penjarakan dia".
Sejumlah petugas pengatur lalu lintas di San Fransisco bahkan juga ikut bergabung dalam pesta warga Amerika Serikat itu.
Suasana penuh kelegaan bagi banyak warga AS itu barangkali akan berjalan hingga beberapa hari ke depan. Di saat-saat tersebut, para pendukung Trump tentu, dalam kelompok kecil, akan berusaha meyakinkan warga lainnya bahwa 'pemilu belum usai', seperti saat ini terjadi di Lansing, Michigan, seperti dikabarkan Reuters.
Pendukung Trump juga sedang dalam tensi tinggi saat ini, mengerubungui kantor gubernur Arizona di kota Phoenix. Mereka membawa senjata dan berteriak "Trump menang!". Mereka juga mengatakan "Kami akan menang di pengadilan." Sambil mengibarkan bendera AS dan poster slogan-slogan Trump, mereka menuduh media harus bertanggung-jawab karena telah mengumumkan Biden sebagai pemenang.
"Media ambil bagian dalam upaya kudeta ini," kata para pendukung Trump.