Polisi Deteksi Posisi Ali Kalora Cs
ERA.id - Tim gabungan yang terdiri Satgas Tinombala, Densus 88, dan TNI masih melakukan pengejaran kepada kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) yang dipimpin Ali Kalora.
Kelompok MIT pimpinan Ali Kalora sebelumnya melakukan pembantaian terhadap sebuah keluarga di Desa Lemban Tongoa, Kecamatan Palolo, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah.
"Saat ini telah melakukan pengejaran terhadap DPO MIT di sekitar daerah pegunungan Lembatongoa, Kabupaten Sigi," kata Karo Penmas Divisi Humas Polri, Kombes Awi Setyono saat jumpa pers di kantornya, Jakarta, Senin (30/11/2020).
Polisi mendeteksi kelompok itu melarikan diri ke pegunungan. "Karena memang selama ini pergerakan mereka mulai dari pegunungan Sigi," kata dia.
Awi menegaskan, kejadian ini menjadi perhatian khusus dari pemerintah. Pihaknya akan mengerahkan kekuatan untuk bisa menangkap kelompok MIT pimpinan Ali Kalora.
"Kita sama-sama doakan agar tim di sana bisa menangkap Ali Kalora Cs untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya," kata dia.
Dalam kesempatan ini dia mengatakan, di lokasi kejadian dan lokasi pengungsian dijaga pihak keamanan. "Ditempatkan 1 pleton Brimob dan 20 orang gabungan anggota reserse dan Intel baik itu dari Polda Sulawesi maupun Polres Sigi," kata dia.
Diberitakan sebelumnya, aksi teror yang dilakukan kelompok MIT pimpinan Ali Kalora ini terjadi pada Jumat, 27 November sekitar pukul 09.00 WITA dan kabarnya sampai ke polisi pada pukul 13.00 WITA. Peristiwa ini terjadi di Desa Lemban Tongoa, Kecamatan Palolo, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah.
Dari peristiwa ini, ada empat korban yang dinyatakan meninggal dunia oleh pihak kepolisian.
"Keempat korban bernama Yasa, Pinu, Naka, dan Pedi. Keempat orang ini adalah keluarga Ulin yang menjadi saksi pelaporan," kata Kabid Humas Polda Sulteng, Kombes Didik Suparnoto saat dihubungi wartawan, Sabtu, 28 November.
Berdasarkan keterangan saksi mata, bernama Ulin, kelompok MIT yang dipimpin Ali Kalora mendatangi rumah Ulin di Desa Lemban Tongoa dan menyandera keluarga Ulin yang berhasil kabur.
Ayah Ulin, Yasa, dan suami Ulin, Pinu, tewas dibunuh oleh kelompok ini. Sedangkan, kematian Naka dan Pedi belum diketahui sebabnya. Sementara istri Yasa bernama Nei selamat meski mengalami sejumlah luka di tubuhnya.
Setelah melakukan aksinya, para pelaku mengambil beras sebanyak 40 kilogram dan membakar enam rumah yang ada di sekitar lokasi pembunuhan.