Biden Minta Dana Program COVID-19 Ditambah Rp26,6 Kuadriliun

ERA.id - Pejabat pemerintahan Joe Biden mencoba mengatasi kekhawatiran politisi Partai Republik yang mengatakan program penanganan pandemi COVID-19 senilai 1,9 triliun dolar AS, atau Rp26,6 kuadriliun, terlalu mahal.

Melansir Reuters, (25/1/2021), para pembuat kebijakan AS sama-sama setuju untuk memprioritaskan vaksinasi COVID-19 warga AS. Namun, beberapa politisi Republik menolak anggaran yang dianggap terlalu besar.

"Terlalu prematur bila kita membicarakan paket kebijakan sebesar dan semasif ini sekarang," kata Senator Republik Susan Collins, dalam sesi pertemuan antara staf Biden dan anggota Kongres AS, Minggu.

Collins sebenarnya setuju mengenai penambahan dana untuk distribusi vaksin, namun, jumlahnya "lebih dibatasi". Ia telah berencana membicarakan kebijakan semacam itu dengan politisi lainnya.

Seorang pesepeda melintas di areal pertokoan San Francisco, AS, yang sepi akibat dampak pandemi COVID-19. (Foto: Derick Daily/Unsplash)

Di lain pihak, Senator Demokrat Dick Durbin melihat paket pendanaan COVID-19 usulan kabinet Biden menunjukkan bahwa pandemi menjadi prioritas utama pemerintahan terkini.

"Kita tak bisa menunggu lebih lama," kata wakil sekretaris media Gedung Putih Karine Jean-Pierre kepada reporter. "Bahwa negosiasi di Washington sempat macet dulu, bukan berarti negosiasi itu juga harus macet sekarang."

Jared Bernstein, anggota Konsul Penasihat Ekonomi di kabinet Biden, menyatakan bahwa dana 900 miliar AS, yang sebulan lalu disetujui oleh Kongres, hanya akan mampu meringankan masalah "selama satu atau dua bulan".

Di Amerika Serikat, pandemi COVID-19 telah merenggut nyawa 417.000 warga. Selain itu, jutaan orang kehilangan pekerjaan, sementara lebih 175.000 warga Amerika terinfeksi virus setiap harinya.

Melansir Reuters, meski Kongres telah menyetujui dana 4 triliun dolar AS untuk menangani pandemi di AS, pihak Gedung Putih mengatakan bahwa perlu ada tambahan 1,9 triliun dolar AS untuk bisa mengendalikan virus ini dan menyediakan santunan bagi warga pengangguran dan keluarga yang membayar biaya hidup sehari-hari.

Joe Biden mengatakan bahwa kondisi Amerika Serikat saat ini sedang "darurat nasional". Hal ini yang mendesaknya mengajukan sejumlah kebijakan dan merilis sejumlah dekrit.

"Intinya begini: Kita sedang berada dalam situasi darurat nasional, dan kita perlu bertindak seperti lumrahnya dalam situasi darurat," kata Biden, Jumat.

Awal bulan ini Biden sudah menegaskan bahwa kebijakan pandemi bakal membutuhkan banyak dana. "Tanpa melakukan itu, ongkos yang harus kita bayar bakal lebih besar lagi."