Sosok Patsy Widakuswara, Jurnalis VOA Gedung Putih Asal Indonesia

ERA.id - Voice of America (VOA) kembali menempatkan Patsy Widakuswara menjadi koresponden di Gedung Putih, seperti disampaikan jurnalis senior asal Indonesia tersebut via Twitter, Jumat, (22/1/2021).

Hal ini disampaikan berbarengan dengan pengumuman dipecatnya dua pejabat senior VOA, direktur Robert Reilly dan wakil direktur Elizabeth Robbins, oleh pemerintahan Presiden Joe Biden.

Dalam cuitannya di akun @pwidakuswara, ia menulis, "Kabar baik, saya kembali meliput Gedung Putih untuk VOA News."

"Pemindahtugasan saya pada 11 Januari, setelah saya mengajukan pertanyaan kepada (Sekretaris Dalam Negeri) Mike Pompeo mengenai kerusuhan Gedung Capitol, telah ditangguhkan menyusul perubahan kepemimpinan di USAGM."

Happy prof. news, I'm back to cover the WH for @voanews.

My reassignment on Jan. 11 after I pushed to question Mike Pompeo on the Capitol riots has been canceled, following the change of leadership in @USAGMgov, incl. VOA Dir. Robert Reilly & Dep. Dir. Elizabeth Robbins.

1/5

— Patsy Widakuswara (@pwidakuswara) January 22, 2021

Seperti diketahui, direktur utama US Agency for Global Media, perusahaan penyiaran yang menaungi VOA, telah mengundurkan diri pada hari Rabu lalu, beberapa jam setelah pelantikan Biden.

Melansir situs VOA Indonesia, Patsy Widakuswara sudah berkecimpung di dunia jurnalisme sejak umur 19 tahun dengan menjadi pembaca acara radio di Jakarta. Lulusan FISIP Universitas Indonesia ini kemudian bekerja di sejumlah stasiun televisi swasta Indonesia.

Pada tahun 2001, Patsy menerima beasiswa studi dari pemerintah Inggris dan pergi ke London untuk mendalami ilmu TV Journalism. Ia lalu bekerja membuat film dokumenter untuk Channel 4 dan BBC.

Patsy disebutkan sudah bekerja untuk VOA, media plat merah independen AS, sejak tahun 2003. Di situs resmi VOA Indonesia ia ditulis sebagai Produser TV Senior dan mengepalai produksi berita di VOA.

Ia juga membawakan beberapa acara, termasuk Laporan VOA, untuk saluran TV di Indonesia. Ia juga sering memproduksi program investigasi mendalam terkait kebijakan luar negeri AS.