Diserang Pendukung Abu Janda, Arie Kriting: Disanjung Banget Provokator di Negeri Ini
ERA.id - Komika Arie Kriting menyinggung netizen yang membela Permadi Arya alias Abu Janda. Sekretaris Pengurus Pusat Lembaga Kemaslahatan Keluarga Nahdlatul Ulama, Alissa Wahid yang diserang pendukung Abu Janda.
Hal itu terjadi setelah Alissa Wahid menyampaikan pandangannya soal Abu Janda. Suami Indah Permatasari itu bingung dengan para pendukung Abu Janda. Menurutnya, Abu Janda hanya memperkeruh suasana yang tak patut untuk dibela.
“Banyak yang nyerang Kak @AlissaWahidya? Belain congor rasisnya Abu Janda sampai segitunya. Udah gitu pada ngaku-ngaku NU pula semua. Mempertanyakan upaya Mbak Alissa untuk urusan toleransi. Abu Janda itu dari awal mulutnya cuma bikin riuh keadaan. Model tidak layak dibelain,” tulis Arie Kriting.
Ia merasa cuitan itu mengundang para pendukung Abu Janda yang menurutnya rasis.
“Mulai deh, teman-teman Abu Janda merapat. Orang-orang pendukung manusia rasis, ayo ke sini,” kata Arie Kriting.
“Abu Janda dibilang penyerang, jadi wajar kalau sering offside. Lah kalau dia penyerang, goal yang pernah dia ciptakan apa? Cuma bikin riuh keadaan saja,” lanjutnya.
Menurutnya, negeri ini butuh seorang provokator seperti Abu Janda. Arie pun membalas netizen yang menyerangnya usai dengan Tweet sindiran dari Abu Janda. Seperti, komika dicap yang tidak lucu.
“Negeri ini memang lebih butuh kehadiran provokator dari pada perdamaian dan harmoni. Wkwkwk. Disanjung banget provokator di negeri ini yak," ungkap Arie Kriting.
“Coba rundingkan dulu di group kalian lah, mau nyerang saya dari angle mana. Ngatain pelawak gak lucu itu sudah sejak tahun 2014 gitu-gitu mulu, udah kebas. Coba lagi ya,” lanjutnya.
Arie Kriting mengatakan jika Abu Janda provokator yang pernah rendahkan orang lain karena ras.
"Dengan semua sepak terjangnya selama ini, Abu Janda itu masuk kategori provokator kok. Silahkan berbeda pendapat sampai berbusa-busa. Tapi jangan pernah rendahkan orang lain karena ras dia,” tandasnya.
“Cukup tau saja, di mata Abu Janda orang Melanesia itu belum selesai berevolusi. Jadi jangan heran kalau aksi rasial masih ada. Kita belum dianggap manusia seperti mereka. Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, masih jauh dari kenyataan bila melihat adab Abu Janda,” lanjutnya.
Arie Kriting dituding playing victim, meski menyebut dirinya melanesian (ras berkulit gelap). Ia mengatakan melansian telah lama menjadi playing victim.
“Orang-orang Melanesian saking takut di-represi selama bertahun-tahun tidak banyak bicara mengenai identitasnya. Di Indonesia ini orang tionghoa, arab, dan peranakan bule, bebas bicara tentang jati diri mereka. Sementara orang melanesian, bicara tentang diri sendiri di-cap rasis,” jelasnya.
“Gak playing victim. Kenyataannya identitas dan kebudayaan Melanesian memang telah lama menjadi victim kok. Dikuburkan dan diputuskan rantai informasinya. Sehingga banyak yang kehilangan jejak. Seberapa sering kamu mendengar kisah orang-orang Melanesian di negara ini?," tambahnya.
Meski begitu, ia masih cinta dengan Indonesia. Arie Kriting berharap kedepannya tidak ada rasisme yang bakal memecah persatuan Indonesia
“Tapi saya cinta NKRI dan berkarya untuk kebahagiaan rakyat NKRI. Bagi saya NKRI harga mati, makanya saya harap tidak ada rasisme yang bisa memecah persatuan NKRI yang kita cintai ini,” tutur Arie Kriting.