Serangan Balasan AS di Suriah, 17 Milisi Pro-Iran Tewas

ERA.id - Setidaknya 17 milisi pro-Iran tewas akibat serangan oleh Amerika Serikat di 'infrastruktur militer' di kawasan timur Suriah, Kamis, (25/2/2021). AS menyebut ini sebagai balasan atas serangan roket ke pangkalan militernya di Irak.

"Atas perintah Presiden Biden, pasukan militer AS awal petang ini menjalankan serangan udara terhadap infrastruktur yang digunakan milisi pro-Iran di kawasan timur Suriah," sebut juru bicara John Kirby dalam sebuah pernyataan, dikutip dari Al Jazeera.

"Rangkaian serangan ini disetujui sebagai bentuk balasan atas serangan terhadap personel Amerika dan Koalisi di Irak, dan juga ancaman yang masih berlangsung hingga saat ini," kata Kirby.

Ia menyatakan serangan telah menghancurkan sejumlah fasilitas militer di perbatasan Suriah, yang digunakan sejumlah kelompok milisi, termasuk Kata'ib Hezbollah (KH) dan Kata'ib Sayyid al-Shuhada (KSS).

Sedikitnya 17 milisi pro-Iran tewas dalam serangan tersebut, seperti dikabarkan kantor berita AFP berdasar laporan Syrian Observatory for Human Rights.

"Serangan menghancurkan truk yang membawa amunisi. Ada banyak korban tewas. Dugaan awalnya terdapat sedikitnya 17 milisi yang tewas, semuanya anggota dari Popular Mobilisation Forces," kata direktur SOHR, Rami Abdul Rahman.

Serangan AS ini terjadi dua pekan setelah pangkalan militer di dalam bandara Erbil, Irak, diserang hingga menewaskan satu personel kontrak yang membantu AS dan melukai setidaknya sembilan personil. Pasukan pimpinan AS ini ditempatkan di Irak untuk ikut membasmi grup milisi Negara Islam Irak-Suriah (ISIS) sejak 2014.

Sebuah grup misterius yang menamai diri Awliya al-Dam menyatakan bertanggung jawab atas serangan tersebut dan mengancam akan terus melakukan serangat terhadap kawasan "yang diduduki" Amerika di Irak.

Pentagon menyatakan serangan balasan pada Kamis sebagai "proporsional", dikoordinasikan dengan mempertimbangkan aspek diplomatik dan telah dikonsultasikan dengan mitra koalisi.

Berdasarkan laporan Al Jazeera, serangan-serangan terhadap markas militer dan diplomatik AS telah berlangsung beberapa kali selama sepekan terakhir. Setelah serangan di Erbil, serangan terjadi sehari kemudian terhadap pangkalan militer AS di Baghdad, melukai satu personel.

Pada Senin, sejumlah roket ditembakkan ke kompleks kedutaan besar AS dan misi diplomatik di kawasan Green Zone, Baghdad, Irak.