Grup Perusuh Disebut "Berencana Meledakkan Gedung Capitol AS" saat Pidato Biden
ERA.id - Pelaksana tugas kepala kepolisian Gedung Capitol Amerka Serikat Yogananda Pittman mengatakan, Kamis, (25/2/2021), bahwa sejumlah kelompok milisi yang terlibat di kerusuhan 6 Januari berencana "meledakkan gedung Capitol" dan "membunuh sebanyak mungkin anggota (Kongres)" ketika Presiden Joe Biden membacakan pidatonya di gedung tersebut.
Dilansir CNN, Kamis, awalnya Pittman ditanyai oleh anggota Kongres perihal kapan pagar kawat berduri dan penjagaan ekstra di Gedung Capitol, Washington DC, bakal ditiadakan. Pemimpin tim keamanan Capitol itu pun mengungkapkan masih adanya ancaman dari kelompok milisi "dengan sasaran langsungnya Pidato State of the Union", yang dihadiri oleh pembuat kebijakan dari pihak DPR dan Senat AS.
"Kami tahu sejumlah kelompok milisi yang terlibat di (kerusuhan) 6 Januari ingin meledakkan gedung Capitol dan membunuh sebanyak mungkin orang dengan menyasar pidato State of the Union, yang seperti kita tahu jadwal pelaksanannya belum ditentukan," kata dia ke para anggota DPR, dalam rapat evaluasi sistem keamanan di Capitol, Kamis.
"Kami mengetahui bahwa para pemberontak yang menyerang gedung Capitol tak hanya ingin menyerang anggota Kongres dan petugas," kata dia, dikutip CNN. "Mereka ingin mengirim pesan ke bangsa ini tentang siapa yang berkuasa dalam proses legislasi kala itu."
Pernyataan Pittman menjadi yang pertama keluar dari pihak keamanan terkait detail ancaman yang membayangi agenda pidato Presiden Biden di depan Kongres.
Presiden Amerika Serikat umumnya jarang membacakan pidato State of the Union secara langsung di periode kepemimpinan yang pertama. Namun, Biden dikabarkan bakal membacakan pidato tersebut akhir tahun ini, meski tanggal spesifiknya belum ditentukan.
CNN sempat merilis laporan bahwa polisi Capitol AS berencana memasang pagar kawat berduri hingga September, didasari oleh kekhawatiran terkait ancaman kepada para anggota Kongres AS.
Namun, pada Kamis, Pittman mengatakan bahwa pagar berduri tersebut tidak akan bersifat permanen.
"Infrastruktur temporer ini hanya digunakan untuk menangani situasi setelah serangan 6 Januari. Prioritas utama kami adalah memastikan anggota Kongres dalam kondisi aman, dan bahwa proses demokrasi kita terlindungi," kata Pittman.
"Setelah kita memiliki infrastruktur yang memadai, dan menempatkan personil, kami akan segera mencabut pemagaran tersebut."