Marak Kasus Kekerasan Seksual, Ganjar: Berani 'Speak Up' Saya Acungi Jempol

ERA.id - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo memberi dukungan penuh kepada korban pelecehan seksual yang berani ‘speak up’ atau mengungkap apa yang dialaminya. Ganjar berharap, sikapnya ini dibarengi kesadaran seluruh pihak untuk membantu dan memberikan keadilan bagi korban.

“Bagus sekali. Mereka percaya diri dan mengambil risiko ke publik. Menurut saya, iya dia saya acungi jempol,” ucap Ganjar, di Semarang, Kamis (3/2).

Di Jateng, sesuai data Legal Resource Centre Untuk Keadilan Jender dan HAM (LRC-KJHAM) terdapat 80 kasus kekerasan terhadap perempuan. Dari total jumlah korbannya 120 orang, ada 84 orang yang menjadi korban kekerasan seksual.

Ganjar telah meminta dinas terkait untuk terus memonitor dan mengawal penyelesaian kasus-kasus tersebut. Apalagi Jawa Tengah juga bekerjasama dengan kepolisian. Bahkan ada ruang khusus untuk kasus ini. Namun, kurangnya literasi kepada masyarakat jadi kendala.

“Metode kita relatif bagus. Nah yang kurang adalah lebih proaktif menyampaikan kepada masyarakat. Kalau kamu mengalami situasi itu cepat lapor ke sini jangan malu,” kata Ganjar.

Untuk itu, Ganjar menggandeng banyak pihak terlibat dalam penyampaian yang lebih masif. Di sisi lain, pada kasus kekerasan atau pelecehan seksual terhadap anak, Ganjar berharap penanganannya dilakukan secara khusus.

“Kemarin ada kejadian salah satunya di Wonosobo dan ini ke pelajar terus kemudian ramai, teman-temannya membantu diviralkan. Saya bilang hati-hati, jangan sampai kalau diviralkan malah jadi menambah derita korban. Jangan sampai mereka tertekan,” tuturnya.

Ganjar berharap, ke depan masyarakat lebih peduli pada kasus kekerasan dan pelecehan seksual. Ganjar siap pasang badan, jika ada korban yang ingin melapor tapi tidak berani.

“Pesan saya kepada siapapun untuk cepat melapor kepada kita," Ganjar.

Ganjar juga menggandeng forum anak terkait ini. Dalam Musrenbang, kehadiran mereka jadi kunci dalam menerima masukan penanganan masalah kekerasan dan pelecehan seksual terutama di lingkungan pendidikan.

“Potensi yang bisa muncul bahkan di banyak tempat pendidikan, mereka sudah aware dari awal. Mereka sudah bisa tahu bagaimana harus melakukan (penanganannya). Edukasinya juga nanti bisa kita tarik kepada institusi lain untuk terlibat melakukan pencegahan disampaikan kepada publik dengan literasi yang baik sehingga orang aware,” tandasnya.

Kami juga pernah menulis soal Akademisi UIN Jakarta Bilang Capres Jangan Nendang Bangunan, Sindir Ganjar? Kamu bisa baca di sini

Kalo kamu tahu informasi menarik lainnya, jangan ketinggalan pantau terus kabar terupdate dari ERA dan follow semua akun sosial medianya!