Akademisi UIN Jakarta Bilang Capres Jangan Nendang Bangunan, Sindir Ganjar?

| 02 Feb 2022 12:28
Akademisi UIN Jakarta Bilang Capres Jangan Nendang Bangunan, Sindir Ganjar?
Ganjar Pranowo menendang bangunan sekolah

ERA.id - Beberapa waktu lalu Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo beraksi dengan menendang bangunan sekolah SMA Negeri Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar.

Ia menendang sebab mendapati beberapa bagian bangunan tidak sesuai spesifikasi yang telah ditentukan, sehingga diduga terjadi penyimpangan.

Bagian bangunan yang seharusnya berupa tembok bata itu langsung jebol ketika ditendang oleh Ganjar, sewaktu ia inspeksi mendadak di SMAN Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar, Minggu (30/1/2022).

Ganjar yang marah, langsung memanggil mandor proyek pembangunan gedung SMAN Tawangmangu.

"Ini apa-apaan Mas? jangan main-main ya, sekarang telepon bosmu, saya mau ngomong," kata Ganjar kepada mandor.

Mandor itu dengan cepat menelepon seseorang bernama Heri, yang disebutnya pimpinan kontraktor proyek SMAN Tawangmangu.

Telepon milik mandor itu lalu diberikan kepada Ganjar yang langsung bicara dengan nada tinggi.

"Masih ingat saya dulu ngomong ya, jaga integritas dan kualitas, jangan korupsi, sekarang pekerjaanmu kayak gini. Mau saya bawa ke kejaksaan?" ujar Ganjar.

Ganjar meminta pelaksana proyek segera memperbaiki bangunan itu, karena masih ada masa pemeliharaan selama enam bulan bagi kontraktor untuk memperbaiki kualitas bangunan SMAN Tawangmangu.

Jika tidak diperbaiki sesuai spesifikasi maka Ganjar tidak akan menerima hasil pekerjaan. "Kalau gak bagus kaya gini, saya kembalikan dan saya perkarakan. Jadi kalau mau main-main sama saya, ya saya persoalkan ini," tegasnya.

"Masa sudah selesai masih berantakan, pakunya semrawut, di atasnya gak rapi. Saya telepon kontraktornya, saya katakan diperbaiki atau saya tolak. Besok saya kirim tim teknis bersama arsitek ke sini, saya ingin semua mengecek sebelum diserahterimakan. Saya tidak mau ada orang yang main-main untuk sekolahan," katanya.

Merespons banyak gerakan yang unik dari kepala daerah jelang Pilpres 2024, peneliti CSRC UIN Syarif Hidayatullah, Muhamad Nabil MA mengaku kalau para capres jangan cuma mementingkan kontrak media dengan drama.

“Jangan nendang-nendang bangunan, blusukan, atau masuk pasar tradisional,” ucap Nabil, dikutip dari laman KedaiPena yang dilihat ERA, Selasa (1/2/2022).

Menurutnya, gaya seperti itu membuktikan kalau para pemimpinan nasional dan kabinet Jokowi kurang gagasan dan terobosan untuk mensejahterakan rakyat.

“Utang sudah ribuan triliun dan BUMN-BUMN bangkrut, lalu nasib bangsa ini ke depan bagaimana?"

Rekomendasi