ERA.id - Merek Adidas sudah jamak dikenal di dunia. Yang belum banyak diketahui adalah kepanjangannya, sebab Adidas adalah merk yang lahir dari nama singkatan. Adidas yang terkenal sebagai merek sepatu olahraga ini, berawal dari tangan Adolf Adi Dassler. Ialah yang mendesain sepatu dan mendirikan Adidas untuk pertama kali di Jerman.
Saat itu, sebagai pemuda, Adolf Adi Dassler bekerja sangat keras. Maklum, masa mudanya dihabiskan dalam perang dunia I. Pada usia 19, setelah perang berakhir, ia memutuskan untuk berbisnis. Dassler memang merupakan seseorang yang inovatif.
Pada 1919, dia mulai membantu ibunya membersihkan dapur dan mengubahnya menjadi tempat untuk membangun sepatu olahraga. Di sana, ia mempelajari bahan-bahan sepatu yang nyaman digunakan para atlet dalam berolahraga.
Merasa percaya diri, ia mulai membangun pabrik sendiri dan mempekerjakan 44 karyawan. Saat itulah bersama sang kakak, dia membangun Dassler Brothers Shoe Factory. Adi Dassler, itulah kepanjangan dari singkatan Adidas yang ia berikan untuk merek ciptaannya, setelah pabriknya berdiri sejak 1924 di Jerman.
Adidas mulai disandingkan di setiap produk Dassler sejak 1948. Adidas yang didirikan bersama sang kakak, Rudolf Dassler, mencapai puncak ketenarannya pada 1970-an hingga saat ini.
Jadi 24 tahun belakangan, orang-orang masih mengenal merek Dassler Shoes. Pada 1948, tepat pada tahun ke-24, Adidas diperkenalkan ke publik, usai kakak Adi Dassler, Rudolf Dasler, membuka bisnis sendiri dan melepas perusahaan tersebut. Santer dikabarkan, mereka pecah kongsi.
Perusahaan yang semua bernama Dassler Shoes itu pun berganti nama menjadi Adidas. Merek tersebut bisa cepat melejit setelah sepatu-sepatu Dassler Shoes sebelumnya digunakan pada sejumlah Olimpiade. Saat berganti merek menjadi Adidas, saat itu juga Dassler muncul dengan logo baru. Awalnya, dua garis yang melekat. Namun kemudian garis tersebut menjadi logo Adidas hingga kini.
Sekadar diketahui, Rudolf Rudi Dassler juga mendirikan perusahaan sepatu bernama Ruda yang juga merupakan singkatan dari namanya. Mirip adiknya, Adidas. Namun itu semua tak bertahan lama. Ruda kemudian diganti menjadi Puma yang bertahan hingga sekarang sebagai salah satu merek ternama untuk produk olahraga.
Logo tiga daun
Tahun 1970-an, Adolf Dassler mengubah logo tradisional Adidas dengan logo tiga daun yang disatukan di tengah. Ia mengubah logo dua garis yang sebelumnya tenar.
Tiga garis yang melekat pada tiga daun pada logo Adidas itu dibuat, setelah Adolf Dassler menonton Olimpiade Helsinki 1952. Di sana, Adolf jatuh cinta terhadap desain tiga garis yang digunakan pelari asal Finlandia.
Setelah ditelusuri, ternyata pelari tersebut menggunakan sepatu dari merek negara Skandinavia bernama Karhu. Karhu adalah salah satu sepatu olahraga tertua yang masih ada hingga kini.
Karena Adolf kepincut, ia berencana untuk membeli paten panel tiga garis itu dari Karhu. Selang beberapa bulan, Adolf mengundang petinggi Karhu ke Herzognaurach, Jerman, untuk membicarakan niatnya. Paten panel tiga garis itu pun lalu dibeli seharga €1600 dengan bonus dua botol Whiskey.
Setelah berhasil mendapat logo dan panel tiga garis tersebut, Adolf terilhami dengan membuat bermacam sepatu atletik berornamen tiga garis. Tidak hanya sebagai estetika, panel tiga garis juga bermanfaat sebagai penyeimbang sepatu, sehingga penggunanya tidak mudah jatuh saat berlari dengannya.
Tahun 1970-an bisa jadi era baru dalam dunia sepatu. Beberapa bahan pembuatan sepatu ditemukan di era tersebut. Untuk meminimalisir berat, mereka mulai menggunakan bahan nilon dan suede. Mereka mulai meninggalkan bahan kulit yang dinilai terlalu berat dan mahal.
Sol vulkanisir karet telah bergeser dengan plastik empuk bernama EVA (Ethylene Vinyl Acetate). Pada era itu pula, Adidas mulai mengembangkan berbagai sepatu dengan bahan mutakhir tersebut, salah satunya adalah adidas SL-72.
Perubahan signifikan itu pun membawa perubahan besar dalam industri sepatu. Makanya, Adolf Dassler mengubah logo tradisional adidas dengan logo tiga daun yang disatukan di tengah. Mungkin saja ia ingin membuktikan kalau sepatu buatannya itu ringan.
Logo itu disebut sebagai trefoil yang berarti tiga daun dalam bahasa Jerman. Sebagai identitas, Adidas meletakkan nama mereknya di bawah logo tiga daun. Kini, logo trefoil menjadi logo untuk divisi adidas Originals. Divisi itu bertanggung jawab terhadap perilisan sepatu serta perlengkapan olahraga yang terinspirasi dari arsip mereka di masa lalu.
Jadi ingat, bukan daun singkong tiga ya. Melainkan tiga daun, yang disebut trefoil dalam bahasa Jerman.