Profil Maruli Simanjutak, Penjaga Presiden Jokowi yang Jago Bertarung

| 22 Jan 2022 17:39
Profil Maruli Simanjutak, Penjaga Presiden Jokowi yang Jago Bertarung
Panglima Kodam IX/Udayana, Mayor Jenderal TNI Maruli Simanjuntak (empat kanan) menyambut Presiden Joko Widodo di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali beberapa waktu lalu (Antara)

ERA.id - Mayor Jenderal TNI Maruli Simanjuntak sudah resmi ditunjuk menjadi panglima Komando Cadangan Strategis TNI AD (Pangkostrad).

Keputusan itu dibuktikan dengan SK Panglima TNI Nomor 66/I/2022, tentang Pemberhentian dari dan Pengangkatan Dalam Jabatan di Lingkungan TNI.

Mayjen Maruli sendiri ditunjuk oleh Panglima TNI, Jenderal TNI Andika Perkasa. Jika kamu bertanya, siapa sebenarnya Maruli? Dari informasi yang diterima ERA, Maruli adalah keluarga Luhut Binsar Pandjaitan.

Keluarga

Maruli lahir di Bandung, Jawa Barat pada 27 Februari 1970. Ia menjadi menantu Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi, Jenderal TNI (Hor) (Purn) Luhut Pandjaitan, usai dirinya menikahi putri sulung Luhut, Paulina Uli boru Pandjaitan, pada 1999. Dari sana, mereka dikaruniai anak perempuan semata wayang, Faye boru Simanjuntak.

Karier

Jabatannya praktis mengganti Jenderal TNI Dudung Abdurachman, yang kemarin menjadi KASAD.

Maruli juga sudah dari jauh hari diprediksi akan menjadi Pangkostrad, sebab sangat dekat dengan Presiden Joko Widodo.

Maruli tercatat pernah menjabat komandan Pasukan Pengamanan Presiden TNI pada 2018 sampai 2020, dan wakil komandan Paspampres TNI pada 2017-2018. Kariernya dimulai dari Akademi Militer pada 1992. Ia banyak bekerja mengurusi satuan tempur, khususnya Kopassus TNI AD dan Detasemen Tempur Cakra di Kostrad.

Jabatan strategis pertama yang dia emban adalah komandan Detasemen Tempur Cakra pada 2002. Usai menjabat selama kurang lebih tiga tahun, dia dipercaya menjabat Perwira Pembantu Madya Operasi Kopassus TNI AD dari 2005-2008.

Kemudian, dia lanjut bertugas sebagai komandan Batalion 21 Grup 2 Kopassus TNI (2008-2009), dan dia memperoleh promosi jabatan sebagai komandan Sekolah Komando Pusat Pendidikan dan Latihan Pasukan Khusus TNI AD pada 2009-2010.

Tak lama, ia lalu mengisi posisi wakil komandan Grup 1 Kopassus TNI AD pada 2010-2013, dan lanjut bertugas sebagai komandan Grup 2 Kopassus TNI AD pada 2013-2014. Selanjutnya, ia menjadi asisten Operasi Komandan Jenderal Kopassus TNI AD pada 2014, dan pada tahun yang sama sampai 2016 ia bertugas sebagai komandan Grup A Pasukan Pengamanan Presiden TNI.

Penjaga presiden

Grup A Pasukan Pengamanan Presiden TNI bertugas menjaga, mengawal, dan mengamankan presiden dan pasangan resminya (ibu negara atau suami presiden), dan keluarga intinya 24 jam sehari, tujuh hari sepekan.

Di manapun para VIP (di Indonesia jamak dikategorikan sebagai VVIP) itu berada dan dalam keadaan atau kepentingan apapun, menjadi medan operasi mereka.

Ia kemudian menjabat komandan Korem 074/Warastratama (2016-2017), wakil komandan Pasukan Pengamanan TNI (2017-2018), kepala staf Komando Daerah Militer IV/Diponegoro pada 2018, dan komandan Paspampres TNI pada 2018-2020.

Posisi komandan Pasukan Pengamanan Presiden TNI ini "secara tradisional" diisi perwira tinggi TNI yang berlatar belakang pasukan komando/khusus dari ketiga matra TNI.

Kemudian dia menjadi panglima Kodam IX/Udayana selama lebih dari setahun, yaitu dari November 2020 sampai Januari 2022.

Dalam SK Panglima TNI yang ditandatangani Perkasa pekan ini, dia pun akan menerima kenaikan pangkat satu tingkat dari mayor jenderal ke letnan jenderal.

Saat menjabat komandan Korem 074/Warastratama, dia menerima anugerah komandan Korem terbaik Bidang Program Upaya Khusus Ketahanan Pangan Tingkat Nasional 2016.

Penghargaan tersebut saat itu diberikan langsung Kepala Staf TNI AD (saat itu) Jenderal TNI Mulyono (2015-2018) pada Apel Komandan Korem dan Komandan Kodim seluruh Indonesia di Sekolah Calon PerwiraTNI AD di Bandung, Jawa Barat.

Kemudian, Kodam IX/Udayana di bawah kepemimpinan dia juga menerima berbagai penghargaan sepanjang 2021.

Beberapa penghargaan itu di antaranya Kodam IX/Udayana dinilai sebagai salah satu satuan kerja di lingkungan Kementerian Pertahanan yang memiliki realisasi anggaran tertinggi berdasarkan penilaian Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi Bali untuk Tahun Anggaran 2020.

Kodam IX/Udayana saat itu masuk dalam Kategori Pagu Besar dan dinilai memiliki kinerja baik dalam tata kelola anggaran, termasuk di antaranya terkait penggunaan dan pelaporan dana.

Jago bertarung

Tidak hanya di lingkungan militer, dia juga menorehkan prestasi di luar lingkungan kerjanya sebagai prajurit. Ia juga jago bertarung. Buktinya, ia menjadi atlet judo nasional yang pernah berkompetisi sampai tingkat dunia terutama saat menjadi perwira pertama, saat dia menyabet dua gelar juara pada Kejuaraan Judo Militer ASEAN di Filipina untuk kelas 71 kilogram dan kelas bebas pada 1997. Ia pun didaulat sebagai pemain terbaik.

Berbekal pengalamannya itu, ia dipercaya mengisi posisi sebagai ketua umum PB Persatuan Judo Seluruh Indonesia (PB PJSI) periode 2021-2026 pada November 2021. Ia berencana mencetak banyak atlet judo berprestasi di tingkat dunia, terutama pada kompetisi SEA Games, Asian Games, dan Olimpiade, serta bertekad membawa atlet judo Indonesia lolos kualifikasi Olimpiade 2024 di Paris.

Adapun sejumlah pekerjaan rumah yang menunggu untuk diselesaikan panglima baru Kostrad sebagaimana pernah disampaikan oleh sejumlah pengamat, di antaranya terkait ancaman siber, dampak pandemi Covid-19, dan kapasitas dan kemampuan prajurit dalam menangani konflik bersenjata di dalam negeri.

Dalam laporan kekayaan pejabat negara (LHKPN) pada 31 Desember 2021 sebagai panglima Kodam IX/Udayana, dia tercatat memiliki kekayaan sebanyak Rp51.654.737.058.

Rekomendasi