Apa Itu Ritual Mendak Tirta? Berikut Penjelasan tentang Ritual Sakral pada Perayaan Yadnya Kasada Tersebut

| 22 Mar 2023 15:25
Apa Itu Ritual Mendak Tirta? Berikut Penjelasan tentang Ritual Sakral pada Perayaan Yadnya Kasada Tersebut
Ilustrasi ritual mendak tirta (Foto: Pixabay)

ERA.id - Menjelang perayaan Yadnya Kasada, warga Tengger Bromo menjalani sebuah tradisi sakral yang disebut ritual mendak tirta. Apa itu ritual mendak tirta? Mendak tirta merupakan ritual pengambilan air suci yang dilakukan di air terjun Madakaripura di Desa Negororejo, Lumbang, Kabupaten Probolinggo.

Pada tahun lalu, ritual mendak tirta dihadiri oleh Plt Bupati Probolinggo Drs. HA. Timbul Prihanjoko, Ketua DPRD Jatim Kusnadi, dan juga beberapa pejabat di lingkungan Pemkab Probolinggo.

Masyarakat Tengger khususnya umat Hindu meyakini air terjun Madakaripura sebagai salah satu tempat ritual Mendak Tirta yang dianggap sakral dan keramat. Tempat tersebut diyakini sebagai tempat pertapaan Patih Majapahit yang tersohor, Gajah Mada, yang dianggap sebagai leluhur masyarakat Tengger dan penguasa Nusantara dengan sumpah Palapanya.

Warga Tengger menggelar ritual Mendak Tirta jelang Yadnya Kasada di Kabupaten Probolinggo (Foto: Antara)

Lokasi Lain Tempat Pengambilan Air Suci

Rombongan masyarakat Tengger dari Kecamatan Sukapura mengawali ritual ini dengan berbondong-bondong berangkat langsung menuju titik lokasi untuk mengambil air suci di mata air terjun Madakaripura. Beberapa sesaji berupa hasil bumi dibawa untuk didoakan di tempat suci air terjun Madakaripura dengan niat meminta izin kepada Shang Hyang Widiwasa untuk mengambil air suci pada lokasi tersebut.

Selain Air Terjun Madakaripura, ada 4 lokasi lain yang menjadi tempat pengambilan air suci di Kabupaten Probolinggo. Empat lokasi tersebut antara lain sumber mata air Widodaren di Kabupaten Pasuruan, sumber mata air Watu Klosot di Senduro Lumajang, mata air Rondo Kuning di Lumajang, serta mata air Arjuno yang berlokasi di Kabupaten Malang.

Selaku Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Kabupaten Probolinggo, Bambang Suprapto menyebutkan air suci yang diambil dari empat sumber mata air berbeda tersebut selanjutnya dikirab dan dibawa ke Pura Luhur Poten yang berlokasi di Gunung Bromo untuk dijadikan sebagai salah satu perlengkapan upacara Yadnya Kasada.

Plt Bupati Probolinggo, Timbul Prihanjoko mengungkapkan warga Kabupaten Probolinggo yang menganut berbagai macam agama telah menjalin kerjasama dan keharmonisan sekian lama. Serta bersama-sama ikut membangun Kabupaten Probolinggo.

"Ini terus kita jaga kerjasama ini untuk kepentingan dan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Probolinggo," kata Timbul.

Adapu Kusnadi mengungkapkan rasa terima kasih yang tak terhingga kepada warga Kabupaten Probolinggo yang masih merawat tradisi dan kekayaan budaya.

"Generasi-generasi muda penerus nantinya untuk tetap melanjutkan merawat dan menjaga kekayaan budaya yang ada dengan baik. Gajah Mada dalam janjinya berupaya mempersatukan Nusantara yang menjadi cikal bakal lahirnya Indonesia," Kusnadi menjelaskan.

Prosesi Ritual Mendak Tirta

Ritual ini dimulai dengan doa dan alat musik tradisional yang ditabuh seperti gendang dan gamelan. Ratusan umat Hindu bersiap-siap dengan berkumpul di Pura Bana Suci Saraswati di Desa Ngaru-Aru, Pengging, Banyudono, Boyolali untuk menjalani kirab.

Mereka menyediakan sejumlah sesaji dan gunungan hasil bumi sebagai rasa syukur atas keberlimpahan berupa kesejahteraan dan kedamaian yang mereka dapatkan. Sesaji dan dua gunungan yang disebut Gunungan Lanang dan Gunungan Wadon tersebut dibawa serta menuju umbul Ngabean di Desa Pengging yang memiliki jarak kurang lebih  sejauh dua kilometer.

Setelah tiba di Siraman Dalem Pengging, sebelum melakukan Mendak Tirta, umat Hindu pun menggelar doa bersama. Aroma kemenyan yang khas tercium seiring dengan doa para pemeluk agama Hindu yang dilantunkan. Selanjutnya, setelah berdoa bersama, dua orang akan menyelam untuk mengambil air yang akan dimanfaatkan sebagai sarana penyucian diri bagi setiap orang dengan salah satu unsur alam semesta.

Air itu selanjutnya disimpan dalam sebuah wadah. Air tersebut terlebih dulu akan dibiarkan selama satu malam. Kemudian, air bakal dicampur bersama tirta amerta atau air kehidupan yang berasal dari daerah lain pada pelaksanaan Tawur Kesanga Agung di Candi Prambanan.

Nah, demikianlah penjelasan mengenai apa itu ritual mendak tirta beserta prosesinya. Semoga penjelasan ini semakin menambah wawasan tentang kekayaan tradisi yang ada di Nusantara.

Ikuti artikel-artikel menarik lainnya juga ya. Kalo kamu mau tahu informasi menarik lainnya, jangan ketinggalan pantau terus kabar terupdate dari ERA dan follow semua akun sosial medianya! Bikin Paham, Bikin Nyaman…

Rekomendasi