ERA.id - Nama Agus Suwage sudah dikenal di kalangan pecinta seni sebagai salah satu perupa kontemporer terkemuka Indonesia. Praktik keseniannya sudah muncul pada pertengahan hingga akhir tahun 1990-an.
Dalam rangka mengapresiasi perjalanan artistiknya selama 30 tahun, karya Agus Suwage dipamerkan di Museum MACAN, Jakarta Barat. Mencakup instalasi, patung, lukisan, dan seni gambar, pameran ini akan menampilkan lebih kurang 80 karya, dari periode 1990-an hingga saat ini.
Mengusung tema Agus Suwage: The Theater of Me, karya-karya lelaki yang lahir di Purworejo, Jawa Tengah, tahun 1959 ini akan mengangkat melalui narasi yang intim dan personal.
Agus Suwage: The Theater of Me (Dok. Era.id/vessy)
Agus Suwage yang mempelajari seni lukis secara otodidak saat mengenyam pendidikan desain grafis di Institut Teknologi Bandung, ia juga mengeksplorasi perkembangan karyanya dalam konteks reformasi di Indonesia.
“Bagi saya, The Theater of Me adalah sebuah perjalanan melihat kembali karya-karya yang pernah saya buat selama 30 tahun berkarir di dunia seni. Sepanjang perjalanannya, ada kesadaran bahwa saya banyak mendaur karya yang sudah pernah dibuat dan mengembangkan kembali dalam rupa dan bentuk yang beragam, di mana selalu ada hal menarik yang ditemukan setiap kali mengembangkan sebuah karya," ujar Agus Suwage saat ditemui awak media, baru-baru ini.
Ia menambahkan, melalui proses refleksi serta eksplorasi dari awal masa pencarian sebagai seorang perupa, saya melihat keterkaitan erat antara seni, politik, dan kehidupan sosial masyarakat. Anda akan menjumpai karya saya dalam berbagai fase penting seperti seri potret diri dan eksplorasi terhadap memori, ketakutan, keterasingan, mimpi, identitas manusia, dan humor.
Agus Suwage: The Theater of Me (Dok. Era.id/vessy)
Suwage menetap di Jakarta hingga tahun 1999, di mana ia melihat secara langsung pergolakan politik dan sosial menjelang Kerusuhan Mei 1998. Pengalaman ini menjadi sangat penting dalam perkembangan Suwage sebagai seorang perupa.
Agus Suwage: The Theater of Me, melihat relasi antara seni, politik, dan masyarakat; mimpi perupa dan rasa tanggung jawab sosial; bagaimana perupa terlibat dalam proses refleksi berkelanjutan dan eksplorasi; dan bagaimana seni memainkan peran penting dalam merefleksikan perubahan sosial dan politik. Sejumlah ide seperti memori, ketakutan, keterasingan, mimpi, identitas manusia, dan humor terjalin dengan komentar sosial secara umum.
Pameran ini menampilkan sejumlah karya penting bersejarah yang dibuat pada pertengahan hingga akhir tahun 1990-an di Jakarta, saat kota ini (dan Indonesia) tengah mengalami perubahan politik dan sosial secara besar-besaran. Terdapat seri penting karya potret diri yang menjadi rekaman sejarah pencapaiannya sebagai seorang pelukis, serta karya-karya instalasi penting yang jarang dipamerkan kepada masyarakat Indonesia.
Pameran besar ini dikembangkan oleh Museum MACAN dan dikurasi oleh direktur Museum, Aaron Seeto. Pameran ini menyertakan beragam program publik dan pendidikan yang terintegrasi dengan aktivitas untuk anak-anak. Aktivitas tersebut dirancang agar seni dapat diakses oleh publik secara lebih luas, serta mendukung anak-anak untuk terlibat lebih jauh dengan karya seni yang dipamerkan melalui aktivitas yang dapat dilakukan di museum dan di rumah. Program ini akan membantu generasi muda mengenal konsep-konsep dan gagasan kunci dari salah satu perupa kontemporer terkemuka di Indonesia.
Program Pendidikan akan mencakup aktivitas Melirik Lirik Orkes Tunggal, sebuah proyek menulis lirik, di mana anak-anak dari segala usia diajak untuk menulis lirik untuk lagu atau melodi yang diciptakan oleh Agus Suwage. Lirik lagu terpilih akan ditampilkan setiap bulannya di museum. Aktivitas lain untuk anak-anak dirancang agar mereka bisa membuat dan menghias mainan dari material yang ada di rumah. Melalui sebuah panduan yang diinspirasi seri utama karya Agus Suwage berjudul ‘Toys ‘S’ US’ kami mengajak anak-anak dari berbagai usia untuk membuat karya dirumah.
Bertepatan dengan pencapaian penting ini, sebuah antologi tulisan yang merupakan respon atas karya-karya Agus Suwage akan dipublikasikan di tengah periode pameran.
Aaron Seeto, Direktur, Museum MACAN, berkata, “Agus Suwage adalah salah satu perupa terkemuka Indonesia, yang karyanya dikenal dan dicintai di Indonesia, dan telah dipamerkan serta dikoleksi secara luas di seluruh dunia. Pengaruhnya sebagai seorang perupa dapat terlihat dalam keterampilan teknis dan kemampuan melukisnya, serta bagaimana ia dapat menyampaikan harapan dan ketakutan dari generasi yang terseret arus momentum perubahan politik dan sosial menjelang Reformasi.
"Terlepas dari analogi dan observasi sederhana terhadap dunia yang berubah di sekitarnya, karya Agus Suwage menjadi lebih kompleks lewat interogasi diri yang terus menerus, menyelidiki mitos dan simbol yang membingkai kerumitan hubungan manusia dan kekuasaan politik nasional, menguraikan pandangan-pandangan ideal dan korupsi yang menyengsarakan," tambah Aaron.