Revitalisasi TSTJ, Diharapkan Jadi Kebun Binatang Modern, Sustainable dan Berkelanjutan

| 14 Aug 2022 09:05
Revitalisasi TSTJ, Diharapkan Jadi Kebun Binatang Modern, Sustainable dan Berkelanjutan
Lahan TSTJ yang akan direvitalisasi, Solo, Sabtu (13/8/2022). (Dokumentasi Pemkot Solo)

ERA.id - Revitalisasi Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ) dimulai hari ini, Sabtu (13/8/2022). Kedepannya, kebun binatang kebanggaan warga ini akan dibuat lebih modern, sustainable dan berkelanjutan.

Hal ini disampaikan oleh Ketua Yayasan Konservasi Margasatwa Indonesia Agus Santoso mengatakan proses peremajaan TSTJ ini merupakan studi yang dilakukan oleh Perhimpunan Kebun Binatang Se-Indonesia (PKBSI).

Rencananya kebun binatang ini akan dikonsep lebih modern, dimana satwa akan bisa berkelana dan lebih bebas.

”Sehingga mereka bisa lebih bebas,” katanya.

Untuk sarana dan prasarananya akan diupgrade dengan dilengkapi beberapa hal. Seperti halnya restoran, pertunjukan edukasi hingga sarana untuk para penyandang disabilitas.

Pengerjaan proyek ini menggandeng Taman Safari Indonesia sebagai konsultan, sehingga akan terwujud taman margasatwa yang indak estetik dan enak dilihat.

”Ini akan menjadi ikon di kota Solo. Mengangkat keberadaan wisata di kota Solo dan memberikan dampak perekonomian pada masyarakat, serta memberikan hiburan dan edukasi,” katanya.

Untuk revitalisasi ini dikerjakan dengan melibatkan beberapa pihak, di antaranya pemerintah pusat, pemerintah daerah, BUMD hingga pihak swasta.

"Semua pihak berkontribusi nyata untuk peremajaan TSTJ ini,” katanya.

Ditambahkan oleh Dirjen Planologi, Kehutanan dan Lingkungan (PLH) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Agus Justianto bahwa proyek ini memperhatikan prinsip-prinsip kesejahteraan satwa.

Sehingga satwa tetap bisa hidup dengan sehat, cukup pakan dan mengekspresikan perilakunya secara normal.

”Mereka bisa tumbuh dan berkembang biak baik dalam lingkungan yang aman dan nyaman,” katanya.

Selain aspek fisik, mental dan perilaku alami, perlu diperhtikan juga agar satwa tidak sengsara, menderta atau bahkan mati dan punah.

Untuk itu kandang konservasi harus dibuat menyerupai habitat aslinya. Namun tetap mempertimbangkan keselamatan satwa dan pengunjung.

”Harus ada kandang tidur, kandang jepit untuk penanganan satwa ketika sakit. Untuk meminimalisir kematian pada satwa juga,” katanya.

Sebelumnya Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka mengatakan nantinya satwa TSTJ tidak akan dikandangkan. Penataan kandang akan dibuat tanpa kerangkeng.

”Tapi tidak semua selesai tahun ini. Akan dibagi menjadi dua tahap (revitalisasinya),” kata Gibran.

Rekomendasi