ERA.id - Kepala Sekolah SMK Negeri 2 Buru Selatan, memukuli muridnya hingga pingsan karena telat ikut upacara bendera pada Senin (29/8) silam.
Alhasil, keluarga korban melapor ke polisi, meski pihak kepala sekolah sudah meminta kasus ini untuk diselesaikan secara kekeluargaan.
Merespons itu, Polres Buru Selatan (Bursel) masin mendalami kasus yang mencoreng dunia pendidikan ini.
“Sementara ini laporan polisi memang sudah terbit dan sudah memeriksa korban. Kita masih menyelidiki. Kita akan memeriksa terlapor, kepala sekolah tersebut, dan saksi-saksi yang lain,” kata Kapolres Bursel, AKBP M Agung Gumilar di Ambon, Rabu (31/8/2022).
Ia mengaku, saat ini pihak kepolisian belum dapat menyimpulkan terkait dengan terlapor atas perbuatannya, karena masih perlu didalami.
“Sementara kita masih kembangkan, dan masih mendalami, mungkin besok (hari ini) anggota dari Polsek Amabalau akan memeriksa tempat kejadian perkara (TKP) dan terlapor,” ujarnya.
Ia mengungkapkan, untuk menentukan apakah terlapor dapat memenuhi unsur pasal-pasal yang berlaku, perlu menunggu hasil pemeriksaan yang bersangkutan.
“Nanti dilihat apakah ini nanti bisa diambil keterangan besok, atau bagaimana. Tapi intinya kita dari Polsek Ambalau Bursel menerima laporan tersebut,” ungkapnya.
Menurut Agung, sebelumnya dari kedua belah pihak sudah mencoba melakukan upaya mediasi, namun dari pihak korban, tetap ingin melanjutkan ke dalam tahap hukum.
“Kita juga sudah melakukan visum, kemudian sudah membawa korban ke rumah sakit, dan memeriksa keterangan korban,” kata Agung.
Penganiayaan yang dilakukan oleh Kepala Sekolah di SMK Negeri 2 Buru Selatan tepatnya di Desa Lumoy, Kecamatan Ambalau, Kabupaten Buru Selatan bermula ketika korban, Adam Souwakil, sedang menunggu informasi untuk upacara.
Korban sempat ingin masuk ke kelas, namun karena takut lantai kelas kotor, akhirnya korban melepas sepatunya.
Namun tiba-tiba terdengar informasi upacara, kemudian korban harus memakai sepatunya kembali. Belakangan, hal itu mengakibatkan korban terlambat mengikuti upacara.
Karena terlambat, akhirnya korban dipukul oleh kepala sekolah (Abdul Saleh Souwakil) hingga korban jatuh pingsan dan tidak sadarkan diri.