Demonstran: Mungkin di Papua Harga BBM Rp500 Ribu Per Liter

| 13 Sep 2022 19:46
Demonstran: Mungkin di Papua Harga BBM Rp500 Ribu Per Liter
Aksi penolakan kenaikan harga BBM dari elemen masyarakat di Kota Bandung (Reza Deny/Era.id)

ERA.id - Aksi demonstrasi penolakan kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) kembali dilakukan oleh elemen masyarakat dan mahasiswa.

Awalnya, demonstrasi penolakan dilakukan oleh elemen masyarakat yang terhimpun dalam Aksi Kamisan di depan Kantor Pemerintahan Jawa Barat, Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Selasa (13/9/2022).

Tak lama berselang, masa aksi melakukan long march dengan jarak sekitar 100 meter atau dari Gedung Sate menuju Gedung DPRD Jawa Barat.

Kedatangan mereka disambut oleh para mahasiswa dari Universitas Islam Bandung (Unisba) yang sebelumnya telah melangsungkan aksi demonstrasi di depan Gedung DPRD Jawa Barat, Jalan Diponegoro, Kota Bandung.

"Kapitalisme," ujar orator massa Aksi Kamisan Bandung.

"Lawan, lawan, lawan, dan hancurkan," sahut massa aksi.

"Militerisme," sambung sang orator.

"Lawan lawan lawan dan hancurkan," jawab massa aksi.

Orator dari Aksi Kamisan Bandung menyebut harga BBM di Pulau Jawa belum mengalami kenaikan tapi di Papua sana sudah Rp100 ribu per liter. Padahal pemerintah memiliki rencana pemerataan harga BBM tapi tidak terjadi.

"Mungkin saat ini, di sana (Papua) sudah Rp 500 ribu per liter (BBM)," kata orator yang juga sebagai mahasiswa asal Papua.

Ia mengaku di Papua tidak memiliki demokrasi ruang demokrasi layaknya di Bandung. Setiap berorasi, mereka selalu dibubarkan.

Pembubarannya pun tidak dengan gas air mata, dorongan, atau water canon melainkan dengan peluru tajam seperti binatang.

Kemudian, mereka mengendus adanya permainan para pemilik modal atau kapitalis ketika bbm naik, suara buruh menginginkan upah naik juga. Merasa tidak adil atas kenaikan harga bbm, ketikan bbm naik maka harga sembako ikut naik, tapi upah buruh tidak naik.

"Maka hanya ada 1 kata lawan. Ini ada titik awal, bisa memberikan warna dan membawa keresahan kaum buruh yang lainnya," ujar orator.

"Kita coblos saat pemilihan sekarang malah enak-enakan di dalam. Kita tunggu ke luar, jangan sampai baru akan pemilu baru datang ke rakyat," sambungnya.

Sementara itu, terdapat dua pelajar tingkat SMA yang mengikuti aksi menolak kenaikan harga BBM. Dua orang yang masih mengenakan seragam SMA itu turut menyampaikan keresahanya.

Caption: 

Rekomendasi