Respons Kasus Viral Pelecehan Seks Sesama Jenis di UNS Solo, Gibran: Ora Ngetwit!

| 10 Oct 2022 15:44
Respons Kasus Viral Pelecehan Seks Sesama Jenis di UNS Solo, Gibran: Ora Ngetwit!
Ilustrasi kekerasan seksual (Pixabay)

ERA.id - Pihak Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta menyikapi kasus dugaan pelecehan seksual sesama jenis di lingkungan kampus atau yang terjadi di Badan Eksekutif Mahasiswa Sekolah Vokasi.

Ketua Satuan Tugas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (PPKS) UNS Ismi Dwi Astuti Nurhaeni melalui akun Instagram satgasppks.uns yang diunggah pada hari Sabtu (8/10) di Solo menyampaikan, kampus menentang segala tindakan kekerasan seksual.

Selain itu, pihaknya merekomendasikan kepada korban maupun BEM Sekolah Vokasi UNS untuk melapor kepada Satgas PPKS UNS, agar kasusnya segera dapat ditindaklanjuti.

PPKS juga mengajak seluruh civitas academica UNS untuk bersama-sama menciptakan lingkungan pendidikan yang aman dan merdeka dari segala tindakan kekerasan seksual di lingkungan UNS.

​​​​​

Namun, saat dikonfirmasi di Solo, Senin, Ismi Dwi Astuti Nurhaeni mengaku sedang ada kegiatan di luar kota.

Sementara itu, Rektor UNS Jamal Wiwoho juga enggan merespons. "Begini, silakan hubungi Ketua Satgas saja, Prof. Ismi karena penanganan ada di sana," katanya.

Sebelumnya, beredar tulisan di media sosial Twitter terkait dengan dugaan pelecehan seksual di lingkungan kampus UNS. Tulisan dengan judul Pelecehan Seksual dan Pencemaran Nama Baik oleh PRESBEM Fakultas 2022 tersebut menceritakan tentang pelecehan seksual yang diterima oleh korban dari pelaku yang sama-sama berada dalam satu organisasi kampus.

Disebutkan ada tiga korban laki-laki yang diduga mengalami pelecehan oleh presiden BEM fakultas. Terkait dengan hal itu, Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka meminta para korban agar segera melapor kepada pihak berwajib.

"Ya, mestinya lapor, ora ngetwit (bukan menuliskan di Twitter). Kami 'kan mau bantu, tetapi gimana mau bantu kalau mengeluhnya di sosmed. Kami semua ada untuk membantu, jaminan keselamatan, kalau sudah dilaporkan otomatis jadi tanggung jawab kita semua. Privasi dijaga juga bisa, langsung lapor saja, jangan malah ngetwit panjang," katanya.

Rekomendasi