ERA.id - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Deli Serdang, Sumatera Utara (Sumut) akhirnya memberi penjelasan terkait ratusan hektare persawahan padi gagal panen yang terjadi di Dusun 1-A, Desa Serba Jadi, Kecamatan Sunggal.
Kepala Dinas (Kadis) Pertanian Pemkab Deli Serdang, Rahman Saleh Dongoran menyebut sekira 20 hektare persawahan padi di wilayah itu mengalami penurunan produksi. Rahman pun menepis isu gagal panen terjadi pada ratusan hektare di Desa Serba Jadi tersebut.
Pihaknya mencatat penurunan produksi itu bekisar 3 ton, yang semula petani bisa memanen sampai 7 ton, namun kali ini hanya memetik hasil seberat 4 ton.
"Ada sekitar 20 hektare (penurunan produksi, red). Biasa 6 sampai 7 ton, ini kurang dari lima ton," ungkapnya saat dihubungi Era, Rabu (12/10/2022).
Rahman menjelaskan penurunan produksi itu terjadi usai pertumbuhan tanaman padi mengalami keterlambatan. Alhasil, fisik padi terlihat keropos.
Dia menyebut pihaknya yang melakukan uji laboratorium mendapati salah satu penyebab padi menjadi keropos. Diantaranya ditemukan ketidakseimbangan unsur tanah di lahan persawahan tersebut.
"Kemarin langsung dibawa sampelnya ke laboratorium. Hasilnya, unsur nitrogen tanahnya terlalu tertinggi, untuk unsur fosfornya sedang, sedangkan kaliumnya itu rendah," terangnya.
Rahman menambahkan rendahnya unsur kalium di dalam tanah dan tingginya kandungan nitrogen menyebabkan pertumbuhan padi mengalami keterlambatan.
"Sedangkan keasaman tanahnya rendah juga. Berarti di sini perlu pengapuran, menaikkan keasamannya ini. Jadi dari hasil ini bisa dikawal mulai dari penanaman, perlakuannya nanti. Jadi saya sampaikan kalau gagal panen itu tidak ada," tegasnya.
Kabupaten Deli Serdang sendiri menjadi sentra produksi padi di Provinsi Sumut. Tercatat, ada 33.920 hektare persawahan padi yang tersebar di 22 kecamatan, 394 desa di Kabupaten Deli Serdang. Padi yang nantinya sudah menjadi beras itu selain untuk memenuhi kebutuhan Kabupaten Deli Serdang juga didistribusikan ke Kota Medan.
Menurut Rahman, penurunan produksi khususnya terhadap persawahan padi kerap menjadi permasalahan utama Pemkab Deli Serdang dan para petani. Selain keterbatasan alat pertanian, penurunan produksi padi juga bisa melanda ketika musim penghujan tiba.
"Prinsipnya kita Pemerintah Kabupaten Deli Serdang, bagaimana petani kita ini seluruhnya bisa tertolong. Apalagi dari sektor kurangnya mesin pertanian, kita tetap berupaya mengatasi permasalahan penurunan produksi padi," ujarnya.
"Kita menyadari kurangnya penyuluh kita. Kalau standardnya satu orang per desa, sementara keadaan kita saat ini satu orang bisa sampai lima desa sehingga sulit untuk menjangkau itu," sambung Rahman.
Dia menyebut kejadian itu menjadi dasar pihaknya bersama petani untuk menghadapi musim tanam berikutnya.
"Musim tanam Oktober - Maret, dan April - September itu saya dikasih anjuran apa varietas untuk musim tanam ini," pungkasnya.