ERA.id - Anies Rasyid Baswedan menceritakan sejumlah pengalaman selama memimpin DKI Jakarta. Menurutnya banyak tantangan yang harus dihadapi termasuk menghadirkan kesetaraan kesempatan bagi warga kecil.
Anies Baswedan menceritakan pengalaman tersebut saat melawat ke Kota Medan, Sumatera Utara (Sumut), Jumat (4/11). Anies sendiri diketahui datang ke Kota Medan untuk menjalani sejumlah kegiatan sejak dirinya dideklarasikan menjadi calon presiden (capres) oleh Partai NasDem.
Partai NasDem menyebut, bahwa lawatan tersebut untuk memperkenalkan secara langsung sosok Anies Baswedan sebagai capres kepada masyarakat Kota Medan, Sumut. Serta untuk memastikan alasan Partai NasDem mengusung Anies sebagai capres melalui pertimbangan yang sangat matang.
Salah satunya, pertimbangan atas kinerja Anies Baswedan saat menjadi Gubernur DKI Jakarta. Partai NasDem menegaskan pertimbangan atas kinerja dan rekam jejak yang jelas telah menjadi dasar mereka untuk menentukan calon pemimpin.
Seperti halnya saat mereka mengusung pasangan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dan Djarot Saiful Hidayat saat pemilihan gubernur (pilgub) DKI Jakarta tahun 2017. Partai NasDem mengusung Ahok-Djarot yang merupakan petahana, setelah melihat kinerja Ahok.
Anies pun bercerita dan berbagi pengalaman kepada warga Kota Medan Sumatera Utara. Anies awalnya mengaku tidak pernah menduga mendapat amanat untuk menjadi calon Gubernur DKI Jakarta setelah diusung Partai Gerindra dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Alhasil, Anies-Sandi memenangkan pilgub DKI Jakarta mengalahkan Ahok-Djarot pada putaran kedua.
Anies pun tidak menepis amanat yang dipukul sangat besar jika terpilih menjadi orang nomor satu di Jakarta. Apalagi saat itu, kata Anies, dirinya tidak mendapat dukungan dari Partai NasDem.
"Kami tidak pernah membayangkan akan bertugas di Jakarta. Dulu ketika Partai NasDem sudah mendukung calon yang lain mereka belum tahu siapa lawannya. Alhamdulillah kita jalani amanat di Jakarta. Jakarta itu amanatnya besar," ujar Anies.
Selama menjadi gubernur, Anies mengaku kerap menemukan sebuah masalah yang sulit diselesaikan, bahkan sering menemukan jalan buntu. Namun, cucu tokoh pergerakan Abdurrahman Baswedan itu selalu berpegang teguh pada pesan pendiri bangsa dalam menyelesaikan masalah dengan menghadirkan rasa keadilan untuk seluruh masyarakat.
"Berkat doa dari begitu banyak orang yang sering mendoakan dari tempat-tempat yang tidak pernah kami lihat. Apa yang dikerjakan di Jakarta, alhamdulillah yang dijanjikan ditunaikan. Yang diikhtiarkan tertuntaskan. Dan itu bukan semata-mata karena ikhtiar satu dua orang, begitu banyak orang dan kirim doa dari mana-mana.
Anies menyebut dengan menghadirkan rasa keadilan sosial bagi seluruh masyarakat mampu menjawab tantangan besar yang ia hadapi saat memimpin Jakarta. Karena menurutnya, rasa keadilan akan membuka kesetaraan kesempatan bagi seluruh masyarakat.
Anies menyebut kunjungannya ke Kota Medan, Sumut, merupakan titik awal untuk dirinya memulai perjalanan mengemban amanat baru guna menghadirkan rasa keadilan di Indonesia. Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) itu menegaskan kesetaraan kesempatan hanya untuk segelintir kelompok harus dihentikan yang membuat masyarakat kecil menjadi penonton di tanah sendiri.
"Sudah cukup situasi seperti itu. Kita ingin dibukakan kesetaraan. Itu juga yang kita ikhtiarkan di Jakarta. Di Jakarta itu ada banyak begitu tantangan tapi yang pasti begitu banyak mereka yang di bawah itu dianggap seperti warga kota yang tak perlu mendapatkan kesempatan-kesempatan," tegasnya.
"Kita ingin mereka yang lemah, yang kecil, merasakan kesempatan untuk menjadi besar. Kadang-kadang kita ini di tanah sendiri seperti menumpang, padahal di tanah kita sendiri," tambah Anies.
Anies juga menyebut banyak mendapat serangan berupa fitnah di media sosial saat berkomitmen menghadirkan rasa keadilan kepada seluruh warga Jakarta. Dirinya mengaku enggan membantah fitnah-fitnah tersebut.
"Cukup ditanya balik, tunjukkan buktinya. Dan saya yakin tidak bisa menunjukkan buktinya. Kenapa? Jakarta alhamdulillah justru selama lima tahun ini aman, tenang, teduh, damai. Suasana tegang nggak ada, yang ada suasana kebersamaan, semuanya," ungkapnya.
Anies memastikan menghadirkan rasa keadilan untuk seluruh masyarakat harus ditopang visi misi yang nyata berdasarkan rekam jejak kinerja. Dia memastikan rekam jejak kinerjanya memimpin DKI Jakarta bukan karangan
"Visi misi tanpa rekam jejak itu karangan. Karena visi misi itu tentang masa depan yang menulis tak perlu membawa bukti, yang menentang tak bisa membuktikan. Visi itu pandangan kedepan, yang menulis berdasarkan karangan yang membantah juga dengan karangan. Tapi kalau rekam jejak tidak ada yang karangan. Rekam jejak itu kenyataan," pungkasnya.