ERA.id - Bupati Purwakarta, Anne Ratna Mustika menyindir mantan bupati yang sekaligus suaminya, Dedi Mulyadi. Perempuan yang disapa Ambu Anne ini, menyinggung soal utang.
Dalam video yang dilihat ERA, Ambu Anne membandingkan era kepemimpinannya dengan Dedi memakai bahasa Sunda. Di era kepemimpinannya, pembayaran Dana Bagi Hasil (DBH) dan Penghasilan Tetap (Siltap), tidak pernah ditunggak.
"Selama saya menjadi Bupati dengan Pak Wakil Bupati Purwakarta, saya tidak pernah berutang. Benar tidak Pak Camat? Pak Kades? Tidak pernah berutang DBH. Tidak pernah berutang Siltap. Benar tidak? Baik tidak? Suka telat tidak? Tidak, selama saya menjadi Bupati (Purwakarta)," ujar Ambu Anne.
Hal itu berbanding terbalik dengan era kepemimpinan Dedi yang sampai saat ini masih menyisakan utang DBH dan Siltap.
"Ada yang seperti itu, padahal zaman (kepemimpinan) saya, Siltap tidak pernah telat, DBH selalu dibayarkan. Zaman dulu Bupatinya sebelum saya (Dedi Mulyadi), sampai sekarang masih ada utang DBH 2 tahun. Keinginannya dibayarkan oleh Bupati yang menjabat sekarang (Ambu Anne). Kamu tuh ngga punya malu?" tuturnya.
Ambu Anne mengaku, sudah bekerja dengan baik dan maksimal. Namun, masih kerap dicibir. "Sudah baik tuh malah banyak yang ngomongin. Bahkan, tidak boleh bertemu dengan masyarakat pula, aneh-aneh. Tapi di sini Alhamdulillah, Pak Kades baik banget. Tepuk tangan untuk Pak Kades. Pak Camatnya juga baik," lanjut Ambu Anne.
Kemudian Ambu Anne menyebut era kepemimpinan Bupati Dedi Mulyadi, masih menyisakan utang DBH dan Siltap selama 3 tahun. Namun, dari utang 3 tahun itu, Ambu Anne telah membayarkan utang DBH dan Siltap 1 tahun, semasa hubungan rumah tangganya masih harmonis.
"Seharusnya 3 tahun tapi yang 1 tahun sudah bayarkan oleh saya waktu itu, saat masih akur. Sama saya dibayarkan Rp28 miliar, karena khawatir ditagih oleh pemerintah desa. Benar tidak Pak Jaya?" ucapnya.
Ia menegaskan, sisa utang DBH dan Siltap suaminya itu tidak akan dibayarkan lagi oleh dirinya, setelah rumah tangganya dengan Dedi berada di ujung tanduk. "Sekarang yang dua tahun lagi tidak akan saya bayarkan. Sekarang sedang meminta bantuan dewan, siapa yang berutang, siapa yang harus membayar," tegasnya.
Selain itu, ia juga menyoroti pencitraan yang sering kali dilakukan oleh Dedi. "Makanya jadi Bupati itu yang benar, jangan pencitraan terus. Ini malah pencitraan terus, nangis terus. Padahal belum tahu benar atau tidak itu," jelas orang nomor satu di Kabupaten Purwakarta itu.
Saat ini, ia lebih memilih untuk tidak mempedulikan sisa utang DBH dan Siltap yang ditinggalkan oleh Dedi Mulyadi. "Biarkan, sekarang minta dibayarkan katanya, siapa elu? Ngga akan aku bayarkan ya. Elu yang utang, gue yang bayar, enak aja lu," ucap Ambu Anne sembari tertawa.
"Saya itu orangnya lurus. Saya Bupati yang sesuai aturan. Bodo amat mau diomongin, kata orang lain, gini gitu, bodo amat. Yang penting sesuai aturan. Begitu ya Pak Kades, tolong sampaikan ke yang lainnya juga. Karena banyak kades yang baru, yang tidak tahu sejarah," tutupnya.