Anggaran Rp14,5 Miliar untuk Konten Pamer Museum Masjid Al Jabbar Berpolemik, Pemprov Jabar Kalem

| 10 Jan 2023 11:23
Anggaran Rp14,5 Miliar untuk Konten Pamer Museum Masjid Al Jabbar Berpolemik, Pemprov Jabar Kalem
Petugas kebersihan membersihkan Masjid Al Jabbar (Dok. Antara)

ERA.id - Pemprov Jawa Barat santai menanggapi polemik besarnya anggaran konten untuk memamerkan Masjid Raya Al Jabbar, Gedebage, Kota Bandung, yakni Rp14,5 miliar.

"Anggaran konten yang dimaksud dalam LPSE yakni berbagai fasilitas museum yang meliputi panel grafis, multimedia, mulai dari motion grafis, video mapping, sound, desktop app, mobile app, aplikasi augmanted reality, dan aplikasi touchscreen table, film documenter," kata Kepala Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang (DBMPR) Provinsi Jabar, Bambang Tirtoyuliono, Senin (9/1/2023).

Terkait maraknya pemberitaan tentang proyek berpolemik itu, kata Bambang, sebenarnya dalam arti luas yakni tentang fasilitas dalam museum yang meliputi panel grafis, multimedia, diorama, benda koleksi seperti alat perang, lembar mushaf sundawi, surat-surat korepondensi nabi, tempat-tempat naskah tua, replika Al-Quran besar, peti penyimpanan Al-Quran dan naskah tua.

Bambang mengatakan kehadiran Masjid Raya Al Jabbar Provinsi Jabbar sejak diresmikan pada 30 Desember 2022 memberikan sejumlah kejutan bagi masyarakat.

Salah satunya, kata Bambang, fasilitas edukasi berupa marodh atau museum sejarah nabi dan sejarah Islam di Nusantara di Jawa Barat.

Dia menilai perhatian masyarakat terhadap Masjid Al Jabbar, sungguh besar bahkan menjadi trending topic di media sosial.

"Perhatian masyarakat ini selain menjadi masukan penting, sekaligus juga menjadi momen bagi kami menyosialisasikan museum Al Jabbar yang direncanakan diresmikan pada Februari 2023 mendatang dengan performa terbaik," kata Bambang.

Selain itu, kata Bambang, materi dalam museum ini terkait sejarah Nabi Muhammad SAW, dan sejarah Islam di Indonesia dan Jawa Barat.

Ia menjelaskan, Konsep Museum Al Jabbar adalah sebagai sarana edukasi dengan membagikan pengetahuan kepada masyarakat, khususnya Muslim Jawa Barat, bahkan untuk Indonesia, Asia Tenggara, dan Asia.

"Pendirian museum ini disiapkan dengan sebaik-baiknya dan dikelola oleh putra terbaik bangsa dari kalangan anak muda yang kreatif dan telah memiliki sejumlah prestasi di tingkat internasional," katanya.

Bambang mengatakan, proses pengadaan barang/jasa museum Al Jabbar ini sudah mengikuti prosedur, juga dikawal oleh Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang atau Jasa Pemerintah (LKPP) dan BPK.

"Dan patut disyukuri dengan adanya perhatian masyarakat ini menjadi masukan penting, sehingga pengelolaan Masjid Raya Al Jabbar dapat menjadi lebih baik lagi untuk mewujudkan kemakmuran masjid, dan peresmian museum Al Jabbar dapat disambut meriah masyarakat," katanya.

Rekomendasi