Kisah Pemulung Mengais Sampah di TPA Sarimukti Bandung, Pernah Temukan Cincin Emas Putih

| 20 Jan 2023 09:24
Kisah Pemulung Mengais Sampah di TPA Sarimukti Bandung, Pernah Temukan Cincin Emas Putih
Pemulung di TPA Sarimukti, Dede saat mengais sampah (Reza Deny/Era.id)

ERA.id - Seorang pemulung di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sarimukti, Kabupaten Bandung Barat (KBB) memiliki pengalaman unik dan menyenangkan saat melakukan aktivitasnya memungut barang bekas.

Dia adalah Deden Sutisna (46) warga Desa Sirnaraja, Kecamatan Cipeundeuy, KBB. Pemulung yang sudah berada di TPA Sarimukti sejak 10 tahun lalu itu pernah menemukan cincin emas putih saat memungut sampah.

"Iya waktu itu pernah nemuin cincin emas putih, udah lama. Tapi hilang lagi cincinya," ujar Deden di TPA Sarimukti, Kamis (19/1/2023).

Deden menjadi pemulung di TPA Sarimukti sejak 10 tahun lalu ketika dirinya sama sekali tidak memiliki pekerjaan saat itu. Ia hanya bekerja serabutan sebagai kuli bangunan.

Bersama istrinya, ia sudah berada di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sejak pukul 06.00 WIB menantikan setiap truk membuang sampah dari wilayah Kota Cimahi, Kota Bandung, Kabupaten Bandung serta KBB.

"Biasanya dari jam 6 pagi sampe jam 3 sore mulungnya kalau TPA buka," ujar Deden.

Bagi dia, gunungan sampah yang berbau dan menyengat hingga menusuk hidung itu adalah ladang rezeki bagi Deden dan keluarganya.

Setiap harinya dia bersama istrinya memungut sampah-sampah yang bisa dijual.

Seperti botol minuman bekas, plastik hingga karung yang nantinya dipilah lagi sebelum dijual kepada pengepul. Dalam sehari, Deden bisa mengumpulkan sampah hingga 1 kwintal.

Sampah-sampah yang sudah dipilah itu kemudian dijualnya seharga Rp 1.000 per kilogramnya. Total, Deden dan istrinya rata-rata mendapat Rp100.000 setiap harinya. "Hasilnya ya untuk biaya hidup dan sekolah anak. Anak saya 2 masih sekolah," tutur Deden.

Bucket Files:

Rekomendasi