ERA.id - Calon presiden usungan PDI Perjuangan, Ganjar Pranowo, menemui pemuka agama Islam sekaligus budayawan KH Mustofa Bisri atau Gus Mus. Usai pertemuan, Ganjar menyinggung karya puisi Gus Mus yang dapat membuat orang eling lan waspada.
Ganjar menanggapi ihwal pembacaan puisi Gus Mus yang belakangan viral di media sosial. Sajak tersebut berbunyi, "Ada sirup rasa jeruk dan durian. Ada kripik rasa keju dan ikan. Ada republik rasa kerajaan". Menurutnya, tiap orang berhak menafsirkan puisi tersebut.
"Tidak perlu dibahas karena sebenarnya setiap puisi Gus Mus yang menceritakan situasi dan kondisi pada saat itu. Apakah kemudian itu sesuai dengan yang sekarang, ya orang boleh menafsirkan," ujarnya di kediaman Gus Mus di Rembang, Senin (13/11/2023).
Video Gus Mus membacakan sebait puisi di Taman Budaya Surakarta itu berlangsung pada 30 Oktober 2023. Sajak itu dikaitkan dengan pencalonan putra Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka, sebagai cawapres.
Mantan Gubernur Jawa Tengah dua periode itu pun menceritakan pengalamannya membacakan puisi karya Gus Mus. Saat itu, banyak tanggapan negatif terhadap isi puisi Gus Mus berjudul "Kau Ini Bagaimana Atau Aku Harus Bagaimana" yang pernah dibacakan Ganjar.
"Wong saya masih ingat kok dulu waktu saya baca puisinya beliau saya juga dimarahi (netizen). Padahal puisinya bagus banget dan nampak-nampaknya ada suasana yang terulang, tapi saya tidak cerita," ungkapnya.
Namun, Ganjar setuju bahwa puisi punya kekuatan untuk meluruskan kondisi yang bengkok dan memperbaiki yang rusak.
"Setidaknya dengan puisi, dengan kalimat, dengan kata-kata yang halus, mudah-mudahan perasaan orang akan selalu tersentuh untuk selalu eling lan waspada (ingat dan selalu mawas diri)," tandasnya.