Relawan Ganjar Pranowo di Boyolali Diduga Jadi Korban Pengeroyokan Oknum TNI

| 30 Dec 2023 21:35
Relawan Ganjar Pranowo di Boyolali Diduga Jadi Korban Pengeroyokan Oknum TNI
Tangkapan layar akun Twitter @YRadianto, @win_ardie, @YudhaShanny2

ERA.id - Pada Sabtu (30/12/2023), kejadian tragis terjadi di Boyolali, di mana sejumlah relawan dan pendukung dari pasangan calon presiden nomor urut 3, Ganjar Pranowo diduga menjadi korban penganiayaan oleh oknum TNI.

Video dramatis mengenai insiden tersebut dengan cepat menyebar di berbagai platform media sosial, termasuk Twitter, pada sore hari Sabtu. Beberapa akun yang mengunggah video tersebut antara lain @YRadianto, @win_ardie, @YudhaShanny2, dan beberapa akun lainnya.

Dalam rekaman video, terlihat adegan penganiayaan terhadap pengemudi sepeda motor oleh sekelompok orang. Awalnya, mereka terlihat berada di tepi jalan, namun kemudian mendekati pengendara sepeda motor yang sedang melintas.

Korban penganiayaan, yang diketahui sebagai relawan dari pasangan calon presiden nomor 03, Ganjar Pranowo - Mahfud MD, baru saja pulang dari sebuah acara kampanye di Boyolali. Kejadian tersebut terjadi di traffic light Sonolayu, Boyolali, Jawa Tengah, ketika korban dicegat oleh sejumlah orang yang ternyata merupakan oknum TNI dari Batalyon 408.

Dalam narasi video, diketahui bahwa motif penganiayaan ini terkait dengan pengendara sepeda motor yang menggunakan knalpot tidak standar dengan suara keras. Setelah dicegat, korban langsung dibawa ke pos penjagaan.

Brigjen Nugraha Gumilar, Kapuspen TNI, menjelaskan bahwa peristiwa tersebut terjadi akibat kesalahpahaman terkait pengendara sepeda motor yang menggunakan knalpot brong. "Gasnya dimain-mainkan. Sudah diingatkan dan terjadi kesalahpahaman," ujar Brigjen Nugraha Gumilar saat dihubungi pada Sabtu (30/12/2023).

Lebih lanjut, Kapuspen TNI menegaskan bahwa oknum anggota TNI yang terlibat dalam penganiayaan sedang dalam proses pemeriksaan di Denpom Surakarta.

"Oknum tersebut saat ini dalam proses pemeriksaan Denpom Surakarta dan akan ada tindakan tegas dari atasan langsung," tegas Kapuspen TNI Brigjen Nugraha Gumilar.

Rekomendasi