Viral Alat Berat Keruk Tebing di Bali Demi Pariwisata, Sandiaga Merespons

| 20 May 2024 09:17
Viral Alat Berat Keruk Tebing di Bali Demi Pariwisata, Sandiaga Merespons
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Uno. (FB Sandi Uno)

ERA.id - Beredar video viral berdurasi 38 detik di media sosial X (Twitter) menampilkan aktivitas pengerukan tebing di pinggir pantai dengan pemandangan menghadap samudera langsung.

Dalam video tersebut, tampak alat berat sedang mengeruk tebing kapur yang diduga untuk membuka lahan pariwisata.

Ada pun kiri dan kanan tebing tinggi tersebut masih ditumbuhi hijau pepohonan dan di belakang tebing tersebut sudah berdiri salah satu bangunan yang diperkirakan hotel.

Video itu pun mendapatkan tanggapan hingga 500 kali komentar dan menyedot perhatian ratusan ribu warganet. “Yang kami jaga di sini adalah tentunya kemurnian adat Bali, keberlanjutan lingkungan alam Bali yang harus dijaga bersama,” ujarnya.

Merespons itu, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno mengaku sedang mengusut kegiatan yang diperkirakan terjadi di salah satu kawasan wisata di Bali tersebut.

“Ini sedang dikumpulkan data-datanya,” kata Sandiaga di Pantai Serangan, Denpasar, Bali, Sabtu silam.

Ia akan segera berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi Bali di antaranya dengan Penjabat Gubernur Bali Sang Made Mahendra Jaya dan instansi terkait lainnya terkait kegiatan pengerukan tebing kapur itu.

Menurut dia, pembangunan pariwisata memang membuka peluang usaha dan menumbuhkan sektor tenaga kerja. Namun, bukan berarti pembangunan tersebut mengabaikan keberlanjutan alam dan lingkungan, sehingga dikhawatirkan terjadi pembangunan yang masif sehingga berdampak kepada pariwisata yang berlebih (over tourism) yang harus dihindari.

“Harus dipastikan bahwa alam dijaga karena prinsip Bali seperti tadi kami sampaikan itu Tri Hita Karana,” imbuhnya.

Ada pun Tri Hita Karana merupakan konsep kearifan lokal masyarakat di Bali yang bermakna tiga hubungan harmonis yang saling menjaga antara hubungan manusia dengan manusia, manusia dengan alam/lingkungan dan manusia dengan Tuhan.

Ia pun mengingatkan semua pihak untuk menjaga taksu (pancaran nilai dari dalam) Bali selaras dengan upaya menjaga lingkungan. “Akan saya sampaikan hasil pengumpulan data dan pemeriksaan silang,” imbuhnya.

Rekomendasi