ERA.id - Kontestasi Pemilihan Gubernur (Pilgub) Sumatera Utara (Sumut) calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sumut tampaknya sudah mulai terjadi perang urat saraf, antara Bobby Nasution dengan Edy Rahmayadi.
Hal ini tampak pada saat pengundian dan penetapan nomor urut paslon Gubernur dan Wakil Gubernur Sumut yang digelar KPU Sumut di Grand Mercure Hotel Medan, Senin (23/9/2024) malam. Sepanjang pengundian nomor urut tersebut suasana sudah memanas, terjadi saling lempar sindiran antar pendukung kedua paslon dalam teriak-teriak yel-yel.
Usai penarikan nomor urut, Ketua KPU Sumut, Agus Arifin mempersilahkan Paslon nomor urut 1, Bobby Nasution-Surya memberikan sambutan terlebih dahulu. Sambutannya itu, Calon Gubernur Sumut, Bobby Nasution melempar lebih dahulu dengan mengkritik kerusakan jalan di Sumut.
"Kita sering dengar cerita klasik, kalau kita jalan-jalan dari Aceh dan Sumatera Barat, kalau kita naik mobil tahu kita kapan sampainya, pas kepala kita terjedut kepala kita di mobil berarti sudah masuk Sumut," sindir Bobby.
Bobby mengungkapkan bahwa Provinsi Sumatera Utara, adalah provinsi luar biasa dan provinsi terbesar diluar di Pulau Sumatera. Sindiran jalan rusak saat Sumut di pimpin oleh Edy Rahmayadi-Musa Rajekshah sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur.
"Bagus jalan di Aceh dan bagus jalan di Sumatera Barat. Tapi, kita masuk ke Sumut jedot kita, benjol kepala kita. Infrastruktur di Sumut mungkin belum merata," jelas Bobby.
Sindiran Bobby ini pun dibalas Edy Rahmayadi saat mendapat kesempatan yang sama memberikan kata sambutan. Calon Gubernur Sumut nomor urut 2 itu mengatakan periode kedua keinginan memimpin di Sumut, untuk menyelesaikan pembangunan di Sumut, termasuk peningkatan kualitas jalan.
"Tadi disinggung belum ada jalan belum selesai, karena belum selesai itu, kami akan jadi Gubernur Sumut, untuk menyelesaikan. Masih punya rencana tunggu dulu, 5 tahun kedepan," ucap Edy Rahmayadi.
Usai pengundian nomor urut tersebut, Gubernur Sumut periode 2018-2023 itu, mengatakan bila yang disebut Bobby Nasution soal jalan rusak tersebut merupakan jalan perbatasan antar provinsi yakni jalan nasional yang merupakan wewenang pemerintah pusat.
“Infrastruktur yang disebut Bobby, itu soal jalan jalan di perbatasan itu. Itu jalan nasional. Itu jalannya Jokowi yang belum terselesaikan Mulyono,” jelas Edy.