Beda Pilihan di Pilkada Maros, Ketua RT Hajar Warganya

| 22 Nov 2024 12:00
Beda Pilihan di Pilkada Maros, Ketua RT Hajar Warganya
Ilustrasi penganiayaan. (Antara)

ERA.id - Seorang warga Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, bernama Muhammad Nasir (48) mengaku menjadi korban penganiayaan Ketua RT setempat berinisial KD. Kejadian ini diduga dipicu oleh perbedaan pilihan politik dalam Pilkada Maros 2024. 

Nasir mendukung kotak kosong, sementara KD merupakan pendukung pasangan calon nomor urut 2, Chaidir Syam-Moetazim Mansyur.

"Dia mulai berbicara soal pilkada. Katanya dia mendukung nomor 2, sedangkan saya memilih kotak kosong," ujar Nasir saat memberikan keterangan kepada wartawan, Kamis (21/11/2024) kemarin.

Insiden tersebut terjadi di sekitar rumah orang tua Nasir yang berlokasi di Takkalasi, Kecamatan Marusu, Maros, Sulsel, pada Rabu (20/11/2024). Setelah mengalami penganiayaan, Nasir langsung melaporkan kejadian itu ke SPKT Polres Maros pada malam berikutnya.

Menurut Nasir, peristiwa bermula ketika pelaku bersama empat rekannya sedang menggelar pesta minuman keras di belakang rumah orang tuanya. 

Saat itu, Nasir mendengar mereka membahas soal pilkada, sehingga ia memutuskan untuk menghampiri dan bergabung dalam percakapan tersebut.

"Saya dengar mereka sedang berbicara soal pilkada sambil minum minuman keras. Saya hanya ingin berbicara santai soal itu," katanya.

Nasir mengaku menyampaikan pandangannya mengenai pilkada dengan mendukung kotak kosong. 

Namun, pernyataan tersebut memancing kemarahan Ketua RT. "Saya bilang saya pilih nomor 1 di kotak kosong, dan dia langsung marah," ujarnya.

Nasir menambahkan, setelah diskusi tersebut, Ketua RT terus mengikutinya hingga ia memutuskan untuk pulang. 

Saat berjalan menuju rumahnya, Nasir tiba-tiba diserang oleh pelaku hingga mengalami luka lebam di bagian mata.

"Ketika saya belok kanan mau pulang, tiba-tiba dia langsung memukul saya di bagian samping. Mata saya jadi lebam," ungkap Nasir.

Kasat Reskrim Polres Maros Iptu Aditya Pandu membenarkan adanya laporan dugaan penganiayaan yang diterima pihaknya. Saat ini, kasus tersebut masih dalam tahap penyelidikan.

"Kami sudah menerima laporan dari korban yang diduga mengalami penganiayaan. Memang secara kasat mata ada lebam di mata kirinya," jelas Aditya kepada ERA, Jumat (22/11/2024).

Dia memastikan timnya akan segera menyelidiki lebih lanjut untuk mengungkap fakta di balik kejadian ini. "Proses penyelidikan sudah kami mulai untuk mendalami laporan tersebut," tutupnya. 

Rekomendasi