Mobil Prado Berstriker Setwapres Kecelakaan, Tewaskan Dua Pemotor di Sukabumi

| 13 Jan 2025 12:20
Mobil Prado Berstriker Setwapres Kecelakaan, Tewaskan Dua Pemotor di Sukabumi
ILUSTRASI. Kecelakaan motor (Antara)

ERA.id - Mobil Toyota Land Cruiser Prado warna hitam bernomor polisi B 1668 UR terlibat kecelakaan dengan sepeda motor Yamaha Mio terjadi pada Kamis (9/1) malam di Jalan Jalur Lingkar Selatan, Kota Sukabumi, Jawa Barat.

Dua dari tiga penumpang sepeda motor Mio tewas dalam kejadian itu. Sedangkan satu penumpang mengalami luka.

Unit Gakkum Salantas Polres Sukabumi Kota masih menyelidiki penyebab kecelakaan tersebut. Kanit Gakkum, Ipda Andhika Pratistha, menyebut pihaknya sedang memeriksa saksi-saksi di lokasi kejadian untuk memastikan dugaan motor melawan arah.

Sopir mobil sudah ditangkap untuk diperiksa lebih lanjut namun penyebab pasti kecelakaan masih didalami.

Terkait stiker Kesekretariatan Wakil Presiden yang disebut terpasang di mobil, Andhika belum memberikan keterangan.

Belakangan Sekretariat Wakil Presiden (Setwapres) RI mengklarifikasi bahwa mobil Prado berstiker Kesekretariatan Wakil Presiden bukan kendaraan dinas resmi dari instansi setempat.

"Kendaraan tersebut bukan milik Sekretariat Wakil Presiden. Baik pemilik maupun pengemudinya juga bukan pegawai atau pejabat di lingkungan Sekretariat Wakil Presiden,” demikian petikan pernyataan dari Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Wakil Presiden, di Jakarta, Minggu kemarin.

Selain itu, pihak Setwapres juga menjelaskan bahwa stiker bertuliskan Kesekretariatan Wakil Presiden Republik Indonesia yang terlihat pada mobil tersebut bukanlah stiker resmi yang dikeluarkan oleh instansi.

Stiker tersebut dinyatakan tidak memiliki kaitan dengan institusi resmi Sekretariat Wakil Presiden.

Klarifikasi ini disampaikan untuk meluruskan informasi yang beredar di masyarakat, seiring dengan munculnya video kecelakaan yang menimbulkan beragam spekulasi.

Sekretariat Wakil Presiden menegaskan bahwa mereka tidak terlibat dalam insiden tersebut dan meminta masyarakat untuk lebih bijak dalam menyaring informasi yang belum terkonfirmasi kebenarannya.

Rekomendasi