ERA.id - Syarif Rapik Yusop Al Idrus suami dari Panca Widya Nursanti (korban) yang merupakan guru sebuah sekolah SMK di Pontianak yang ikut menjadi korban kecelakaan pesawat Sriwijaya Air SJ182, mendatangi posko Crisis Center Bandara Internasional Supadio Pontianak.
"Kami keluarga telah memastikan memang istri saya itu ikut dalam penerbangan pesawat Sriwijaya Air SJ182 type: B737-500 rute Jakarta-Pontianak. Untuk itu, hari ini saya datang ke posko selain untuk mengetahui informasi lebih lanjut juga untuk memeriksa data Antem Mortem dan pengambilan sempel DNA yang dilakukan oleh petugas DVI Biddokes Polda Kalbar," kata Rapik di Pontianak, Minggu (10/1/2021).
Kedatangan Rapik tersebut guna mencari info lebih lanjut, terkait kondisi terkini evakuasi dan pencarian keberadaan pesawat Sriwijaya Air tersebut. Rapik mengakui dirinya mendapat informasi dari media bahwa bagian-bagian pesawat dan ada jenazah korban yang sudah didapatkan oleh pihak tim pencari dan telah diserahkan ke Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT).
"Kedatangan saya untuk mendapat informasi lebih jelas tentang bagaimana hasil pencarian tim gabungan Basarnas. Dan nanti untuk pemeriksaan DNA karena yang ikut istri, maka anak saya yang akan melakukan pemeriksaan DNA tersebut," katanya.
Rapik juga mengaku sebelum kehilangan kontak, ia terakhir dapat menghubungi istrinya pada pukul 14.45 WIB saat hendak naik pesawat nahas tersebut.
"Saat itu istri saya bilang saat itu cuaca sedang buruk dan memohon kapada saya untuk berdoa banyak-banyak bersalawat. Istri saya ini pulang kampung ke Tegal dan pulang ke Pontianak menggunakan pesawat Sriwijaya Air SJ-182 tersebut," katanya.
Informasi itu Rapik itu, soal DNA, juga sudah diakui Kepala Bidang Kehumasan Polda Kalbar Kombes Doni Charles. Katanya, sudah ada puluhan warga mendatangi posko yang khusus dibuat untuk memberikan informasi bahkan mendata keluarga penumpang pesawat Sriwijaya Air SJ182.
"Sudah sekitar 39 warga yang melapor ke Posko Crisis Center yang mengaku sebagai keluarga atau kerabat penumpang pesawat (SJ-182)," beber Doni melalui pesan singkatnya, Minggu (10/1/2021).
Lebih jelasnya, pihak Polda Kalbar bahkan sudah mewawancarai 14 orang warga di posko Crisis Center.
Doni Charles juga mengungkapkan sepuluh orang warga telah diambil sampel DNA-nya di posko Crisis Center, yang nantinya sampel DNA tersebut bakal dikirim ke Jakarta untuk dicocokkan dengan DNA korban Sriwijaya Air, Senin (11/1/2021). Hingga saat ini posko Crisis Center masih siaga dalam menerima siapa saja warga yang datang untuk melaporkan kehilangan keluarga yang sehubungan dengan pesawat Sriwijaya Air SJ182.
Sebelumnya, pesawat Sriwijaya Air nomor register PK-CLC SJ 182 rute Jakarta-Pontianak hilang kontak pada Sabtu (9/1) pukul 14.40 WIB dan jatuh di perairan Kepulauan Seribu di antara Pulau Lancang dan Pulau Laki.
Pesawat jenis Boeing 737-500 itu hilang kontak pada posisi 11 mil laut di utara Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang setelah melewati ketinggian 11.000 kaki dan pada saat menambah ketinggian di 13.000 kaki.
Pesawat tinggal landas dari Bandara Soekarno Hatta pukul 14.36 WIB. Jadwal tersebut mundur dari jadwal penerbangan sebelumnya 13.35 WIB. Penundaan keberangkatan karena faktor cuaca.
Berdasarkan data manifes penerbangan, pesawat yang diproduksi tahun 1994 itu membawa 62 orang terdiri atas 50 penumpang dan 12 orang kru. Dari jumlah tersebut, 40 orang dewasa, tujuh anak-anak, tiga bayi. Sedangkan 12 kru terdiri atas, enam kru aktif dan enam kru ekstra.